15 Tahun Mamun Terpaksa Tinggal di Saung di Cianjur, Divonis Sakit Keras, Kartu PKH Malah Ditarik
Selama belasan tahun, Mamun bersama istri Enung Nuryani (50) dan anaknya Ilah (19), terpaksa tinggal di sebuah saung berukuran 3x1,5 meter
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Lima belas tahun sudah, Mamun (56) dan keluarganya menanti pembangunan rumah mereka yang ambruk.
Selama belasan tahun, Mamun bersama istri Enung Nuryani (50) dan anaknya Ilah (19), terpaksa tinggal di sebuah saung berukuran 3x1,5 meter di Kampung Kepuh RT 05/08, Desa Gudang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.
Tak ada peralatan rumah tangga, di dapur yang ada hanya kompor gas untuk memasak. Ruang tidur terlihat berantakan oleh pakaian dan selimut.
Rumahnya berlantai bambu di bagian dapur langsung tanah.
Mamun yang hanya buruh pembuat batu-bata tak mampu lagi membangun rumahnya karena ia sakit paru-paru.
Warga setempat sempat membujuk Mamun untuk berobat karena warga melihat suara Mamun sudah hilang akibat sakit paru-parunya. Setelah bersikeras warga akhirnya berhasil membuat Mamun berobat hingga sembuh.
• List Pemenang Oscar 2020, Parasite Bawa 4 Piala, Brad Pitt Dapat Penghargaan Aktor Pendukung Terbaik
• Ahli dari Harvard Soroti Tak Ada Kasus Terinfeksi Virus Corona di Indonesia
Selain membawa Mamun berobat, saung bilik berukuran 1,5 x 3 meter juga hasil gotong royong warga.
Mamun mengatakan, hingga kini ia belum mampu membangun rumah karena penghasilannya sebagai buruh batu bata hanya Rp 10-20 ribu perharinya.
"Kerja jadi buruh penghasilan saya Rp 20 ribu itu dari pagi sampai sore, cetak bata 100 buah perhari kalau ga sampe target paling dapat Rp 10 ribu," ujar Mamun saat ditemui di rumahnya, Senin (10/2/2020).
Mamun mengatakan, ia sempat menerima kartu PKH namun baru dua kali menerima langsung ditarik lagi.
"Saya sempat dapat beras, tapi sudah lama ga dapat lagi, kartunya diambil," kata Mamun.
Mamun juga tak bisa jauh bekerja keluar kampung karen istrinya dalam kondisi sakit.
"Tangan istri saya turun sebelah, saya ga tahu dia kenapa," katanya.
Ketua RT 05, Rojai (56), mengatakan ia sudah lama mengajukan perbaikan rumah Mamun. Namun tak kunjung juga ada respons. Ia merasa heran ketika mendapat jawaban tak ada program rutilahu, padahal di desa lain ada.
• Sinopsis Film Fantasy Island, Disangka Liburan Ternyata Petualangan Horor Pecahkan Misteri Pulau
• Stok Masker Habis dalam Sehari di Cianjur, Diduga karena Adanya Pemberitaan Virus Corona