Viral di Media Sosial

UPDATE Kasus Viral Bocah SMP Dibully, Korban Dibanting, Jarinya Diamputasi, Pelaku Diduga 7 Orang

MS yang dirawat di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang itu harus menjalani operasi untuk mengamputasi jari tengah kanannya.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
Humas Polresta Malang Kota via Kompas.com
MS (13) , siswa SMPN 16 Malang yang diduga korban pembullyan saat dijenguk Polresta Malang Kota 

"Kita masih dalam tahap penyelidikan. Karena kita belum bisa menyentuh pada para saksi yang ada di sekolah, termasuk juga murid-murid yang terlibat,” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata di Mapolresta Malang, Sabtu (1/2/2020), dikutip dari Kompas.com.

Karena pelaku dan korban masih di bawah umur, Polresta Malang Kota menangani kasus itu dengan perpedoman pada Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.

ilustrasi korban bully
ilustrasi korban bully (Pixabay)

“Kita tindaklanjuti. Untuk pasal, pasal 80 ayat 2 karena ini luka berat. Ancamannya juga 5 tahun dengan Rp 100 juta,” katanya.

Leonardus mengatakan korban mengalami sejumlah luka memar.

Selain itu, MS pun masih trauma atas kejadian itu.

“Kemarin kita sudah besuk di Rumah Sakit Lavallette, menyaksikan bahwa kondisi korban masih sakit. Di beberapa bagian tubuhnya, di bagian pergelangan tangan, pergelangan kaki, juga di bagian punggung belakang masih ada bekas memar,” katanya.

“Korban masih belum bisa banyak bercerita karena korban masih trauma,” katanya. Sampai sejauh ini, masih ada dua saksi yang sudah diperiksa oleh penyidik Polresta Malang Kota, yakni ibu dan paman korban.

SISWI SMP TEWAS Lompat dari Lantai 4 Gedung Sekolah, Korban Bullying? Kepsek SMP Beri Penjelasan Ini

Alami Kelainan Kulit Hingga Melepuh Terkena Sinar Matahari, Nadia Kerap Dibully dan Minta Dibunuh

Rencananya, penyidik juga akan memeriksa pihak sekolah, termasuk tujuh siswa yang terlibat dalam aksi bully.

“Masih dua saksi yang diperiksa. Ibunya dan pamannya. Selanjutnya nanti dari pihak sekolah. Mungki dari guru-guru atau kepala sekolah. Otomatis kita panggil orang tua dari yang bersangkutan. Tapi ini karena anak, kita hormati hak-haknya,” katanya.

Di kesempatan yang berbeda, Kepala SMPN 16 Kota Malang Syamsul Arifin mengatakan tindakan diduga bully itu bermula dari gurauan antar siswa.

Ada tujuh siswa yang diduga melakukan perundungan namun masih belum pasti apa yang terjadi sebenarnya.

Pihak sekolah pun mengaku masih melakukan penyelidikan.

ilustrasi korban bully
ilustrasi korban bully (Pixabay)

“Secara kronologi patut diduga ada kekerasan yang terjadi di SMP 16. Tetapi kami masih belum tuntas menyelesaikan hal itu, karena masih berproses,” kata Syamsul saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang, Jumat (31/1/2020).

Menurut Syamsul, tindakan kekerasan itu bukan kesengajaan.

"Tapi bergurau seusia anak, karena yang melakukan anak-anak yang tidak punya rekam jejak kenakalan yang sangat keras,” kata Syamsul.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved