Lesbian di Rutan Perempuan Bandung
UPDATE: Lesbian di Rutan Perempuan Bandung, Tahanan Terindikasi Lesbi Dipindah ke Kamar Lansia
Penghuni Rutan Perempuan Bandung diminta mengenakan daster pasca-terungkapnya pelecehan seksual sesama jenis atau lesbian.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Kisdiantoro
"Awalnya saya tidur di tengah. Tiba-tiba teman saya minta pindah dan saya iyakan," kata Va.
• Pelecehan Seksual di Rutan Perempuan Bandung, Ini Faktanya, dari Kronologi Hingga Ciri-ciri Lesbian
Namun, sekitar pukul dua dini hari, Va terbangun karena merasakan sesuatu yang janggal. "Ada yang mengusap rambut saya. Saya masih berpikir itu adalah rasa sayang sebagai teman. Tapi lama-lama saya risih karena dia mencium pipi dan bibir saya."
Karena tahanan itu terus menciuminya, Va pun berontak.
"Saya yang tadinya pura-pura tidur langsung bangun dan pergi ke kamar mandi, dan dia pura-pura tidur. Kemudian saya bangunkan teman saya untuk pindah posisi."
Keesokan harinya, setelah mengadu kepada ibunya, Va pun melaporkan peristiwa itu ke petugas rutan. Laporan itu, kata Va, langsung direspons oleh petugas rutan.
"Saya tidak menyukai sesama jenis," kata Va.
Va divonis bersalah dan harus menjalani dua tahun penjara dalam kasus penipuan. Di lapas yang ia huni ini, kata Va, ia merasa lebih baik dibanding sebelumnya. "Sekarang saya fokus untuk menyelesaikan sisa hukuman," ujarnya.
Baru Dibangun
Rutan Perempuan Kelas IIa Bandung dibangun persis di sebelah timur Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Menempati lahan seluas 11.830 meter persegi, pembangunan rutan menelan dana Rp 25 miliar. Rutan ini dioperasikan pada Oktober 2019.
• Napi Terindikasi Lesbian Dipindahkan ke Kamar Lansia, Ini Tujuannya
Rutan perempuan ini memiliki 16 kamar tahanan dengan kapasitas maksimal 224 tahanan. Ini berarti satu kamar dihuni maksimal 14 tahanan. Selain sel tahanan, rutan juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk rumah dinas dan rumah ibadah.
Para tahanan diawasi oleh 48 petugas. Per 3 Februari 2020, jumlah warga binaan di rutan ini baru 124 orang, masih jauh dari kapasitas maksimalnya. Sebanyak 124 warga binaan terdiri atas 54 tahanan dan 70 narapidana. (tribunjabar.id/mega nugraha)