Lesbian di Rutan Perempuan Bandung
UPDATE: Lesbian di Rutan Perempuan Bandung, Tahanan Terindikasi Lesbi Dipindah ke Kamar Lansia
Penghuni Rutan Perempuan Bandung diminta mengenakan daster pasca-terungkapnya pelecehan seksual sesama jenis atau lesbian.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Semua penghuni Rumah Tahanan Perempuan Kelas IIa Bandung (Rutan Perempuan Bandung) diminta mengenakan daster pasca-terungkapnya pelecehan seksual sesama jenis atau lesbian yang dilakukan tahanan terhadap sesama tahanan di rutan tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mencegah peristiwa yang sama terulang.
"Saya arahkan anak-anak untuk berpakaian seperti perempuan supaya nalurinya tetap sebagai perempuan," ujar Kepala Rutan Perempuan Kelas IIa Bandung, Dr Lilis Yuaningsih, kepada Tribun melalui pesawat telepon, Selasa (4/2).
Sejumlah penghuni rutan yang terindikasi punya kelainan seks suka sejenis atau lesbian, menurut Karutan, juga dipindahkan ke kamar yang penghuninya khusus perempuan lanjut usia atau lansia.
"Seperti pelaku percobaan seks terhadap sesama perempuan kemarin, diisolasi supaya perilakunya kembali normal. Ia diasuh oleh ibu-ibu lansia di kamar lansia sampai detik ini," ujar Lilis.
Lilis mengatakan, ada 14 lansia yang menghuni kamar khusus lansia.
• Heboh Fenomena Lesbian di Rutan Perempuan Bandung, Perhatikan 5 Tanda dan Ciri-ciri Wanita Lesbian
"Masa iya sama ibu-ibu lansia masih suka 'belok'. Di kamar lansia itu yang paling tua 62 tahun. Jadi itu kebijakan standar, sifatnya penindakan untuk mengantisipasi kelainan seks. Pencegahan lainnya, penghuni rutan yang terindikasi 'belok' harus pakai anting, rambutnya harus panjang. Intinya supaya kembali normal," ujarnya.
Hal senada dikatakan Kepala Lapas Perempuan Bandung, Putranti Nurwati. Ia juga memberlakukan kebijakan serupa di lapas yang iapimpin, tapi sifatnya tidak memaksa.
"Anak-anak di Lapas Perempuan Bandung saya arahkan untuk konsisten memakai pakaian perempuan. Tapi sifatnya memang tidak wajib ya," ujarnya, melalui telepon, kemarin.
Terbongkarnya pelecehan seksual sesama jenis atau lesbian di Rutan Perempuan Kelas IIa Bandung berawal setelah Va (22), seorang tahanan yang baru masuk, melaporkan perlakuan menyimpang seorang tahanan kepada petugas.
Pihak rutan, yang segera menindaklanjuti laporan, kemudian memisahkan keduanya.
Pelaku langsung ditindak dan ditempatkan di sel isolasi selama sepekan, sedangkan Va dipindah ke salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa Barat.
"Saya melapor karena orientasi seksual saya masih normal. Saya enggak belok (lesbi). Kalau belok, ya saya enggak laporan," ujar Va saat ditemui di lapas yang kini menjadi tempatnya menjalani masa hukuman (Tribun Jabar, Selasa 4/2).
Kepada Tribun, sebelumnya, Va juga menceritakan kronologi aksi tahanan lesbian kepadanya.