Kampung Lukis Jelekong

Penjual Lukisan di Jalan Braga Mengaku Lukisan Jelekong Masih Bisa Bersaing dengan Lukisan Lain

PENJUAL lukisan di Jalan Braga, Dede Kurnia, mangatakan, lukisan buatan Jelekong masih bisa bersaing dengan lukisan-lukisan yang dibuat di Cianjur dan

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Januar P Hamel
Penjual lukisan di Jalan Braga. 

Oleh lutfi ahmad m

PENJUAL lukisan di Jalan Braga, Dede Kurnia, mangatakan, lukisan buatan Jelekong masih bisa bersaing dengan lukisan-lukisan yang dibuat di Cianjur dan Garut.

"Pembelinya ada yang datang dari Kalimantan, Jawa, bahkan ada yang dari Malaysia," kata Dede di Jalan Braga, Selasa (8/1/2020).

Biasanya, kata Dede, lukisan yang bertemakan pemandangan dengan ukuran 60x80 cm bisa dijual Rp 100.000. "Ada juga yang beli ukuran yang lebih kecil 50x60 cm. Kalau yang itu harganya Rp 50.000," ujarnya.

Selama ini Dede langsung membeli ke Jelekong atau didatangi oleh orang yang biasa menjual lukisan kepadanya. "Saya nggak pesan dulu. Kalau punya uang, saya langsung beli," ujarnya.

Menurut Dede, lukisan Jelekong tidak kalah dengan lukisan-lukisan produksi lainnya. Dia berharap para pelukis Jelekong tetap menjaga kualitas lukisan.

Menuruti penelusuran Tribun, warga Jelekong sudah mengenal seni lukis sejak 1969. Saat itu Odin Rohidin, tokoh di Jelekong memperkenalkan seni lukis kepada warga di sana. Namun Jelekong mulai disebut kampung pelukis pada awal 1980-an setelah mulai banyak yang memesan lukisan dan sudah tak bisa terlayani lagi.

Menurut Dudi, pelukis di Jelekong,  lukisan karya mereka semakin banyak disukai. Menurutnya, lukisan lebih banyak banyak dijual ke luar kota Bali merupakan pasar terbesar.

Pelukis Jelekong Tetap Samangat Pasarkan Karyanya, Kali Ini Bidik Pasar Online

"Kalau di Kota Bandung, lukisan Jelekong banyak dijual di Jalan Braga," kata Dudi.

Selama ini pemasaran yang dilakukan pelukis Jelekong adalah melalui bandar-bandar. Kemudian bandar memasarkan lukisan ke tempat-tempat yang sudah biasa memesan, seperti di Bali. Jadi, kata Dudi, karya pelukis Jelekong pasti laku terjual karena pasarnya sudah jelas. Para pelukis Jelekong, menurut Dudi, tinggal menunggu pesanan dari bandar.

Harga lukisan-lukisan di Jelekong menyesuaikan dengan bahan yang mereka gunakan. Kanvas dan cat menjadi faktor utama menentukan harga lukisan.

Berusaha Tikam Polisi, Pencuri Ponsel di Makassar Tewas Ditembak

"Satu lukisan modalnya bisa Rp 250.000. Kemudian kami jual ke bandar sekitar Rp 300.000," kata Dudi.

Dari tahun ke tahun para pelukis Jelekong mengikuti perkembangan zaman. Sekarang, untuk menarik minat pembeli milenial, mereka melakukan promosi melalui media sosial.

"Iya kami promosi lewat Facebook dan Instagram masing-masing," kata Dudi.

Pelukis Jelekong sedang menyelesaikan lukisannya.
Pelukis Jelekong sedang menyelesaikan lukisannya. (Tribun Jabar/Januar P Hamel)
Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved