Kisah Fajar Shiddiq, Mitra Pengemudi Tuli Pertama Taksi Online di Kota Bandung, Banyak Hal Unik

Keterbatasan bukan sebuah alasan untuk berpangku tangan. Setiap orang punya kesempatan, setiap orang punya hak untuk mencapai keinginan.

Editor: Dedy Herdiana
Istimewa
Fajar Shiddiq, pengemudi tuli GrabCar asal Bandung. 

Setelah melamar dan 3 bulan menunggu, Fajar resmi menjadi mitra GrabCar pada Juli 2019.

Fajar menjadi teman tuli pertama yang menjadi mitra GrabCar di Bandung.

Fajar bersyukur karena disabilitas seperti dirinya diberikan kesempatan bekerja menjadi mitra pengemudi.

Setelah bekerja sebagai mitra GrabCar, Fajar mengaku mengalami perubahan, terutama keberanian untuk berkomunikasi.

“Dulu, waktu saya belum kerja di Grab, kadang-kadang saya merasa kurang percaya diri. Kalau bertemu orang juga khawatir salah ngomong, takut salah paham. Tapi, setelah masuk Grab, saya jadi berpikir, tidak apa-apa, meskipun saya tuli, saya tetap harus berani untuk berkomunikasi. Apalagi saya punya tanggung jawab agar customer selamat sampai tujuan, jadi saya harus berani,” tutur lelaki yang senang berolahraga ini.

Selain itu, Fajar merasa bekerja sebagai mitra Grab cukup mudah.

“Ketika saya dapat orderan menjemput customer, saya langsung berangkat menjemputnya,” tuturnya dengan bantuan gerak isyarat.

Namun, Fajar sadar akan kemungkinan kesulitan berkomunikasi dengan customer, maka dia selalu mengatakan kepada setiap penumpangnya, “’Maaf saya enggak bisa dengar. Jadi, kalau mau komunikasi bisa duduk di depan’. Saya juga tempel poster (berisi informasi bahwa saya tuli dan informasi lainnya) di mobil saya, supaya customer paham.”

Di sisi lain, menanggapi perbedaan antara dirinya dengan mitra lain, Fajar mengaku tidak pernah mempersoalkannya.

Fajar mengaku kenyamanan dan kebermanfaatan dirinya untuk orang lain adalah hal utama.

“Saya merasa nyaman dengan pekerjaan ini. Yang penting saya juga berhasil mendapatkan nafkah dari Grab,” katanya.

Fajar  sendiri tidak pernah mengambil risiko dalam berkendara. Dia lebih memilih keselamatan penumpangnya.

“Saya biasanya tidak salip-menyalip. Saya biasanya berusaha bersabar saja. Yang penting saya dan customer selamat sampai tujuan.

Menurut saya, pengguna jalan pun harus sopan, tidak usah berebut jalan. Saya sendiri menghindari hal itu.”

Setelah bekerja menjadi mitra layanan roda empat ini, Fajar, yang bekerja mulai pukul 5 pagi hingga Maghrib ini, mengaku terbantu secara ekonomi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved