Ditinggal Mati Sang Istri, Tukang Tambal Ban di Cianjur Layani Pelanggan Sambil Gendong Anak
Krisman Sitohang (50), tukang tambal ban yang terpaksa terus menggendong anaknya, Kasih Br Sitohang (2), saat melayani pelanggan.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Krisman Sitohang (50), tukang tambal ban yang terpaksa terus menggendong anaknya, Kasih Br Sitohang (2), saat melayani pelanggan.
Ia harus melakukan dua pekerjaan itu sekaligus lantaran sang istri telah tiada, meninggal karena sakit.
Ketika menambal ban di bengkelnya di Jalan KH Abdulah Bin Nuh dekat persimpangan Ramcagoong, Cianjur, Krisman khawatir untuk melepas sang anak dari gendongannya.
Ia cemas pada ancaman bahaya untuk anaknya karena tinggal di pinggir jalan lajur cepat untuk kendaraan.
"Makanya saya gendong terus takut lari ke jalan," ujar Krisman.
Ia mengatakan, memasak sendiri untuk keperluan makan dan minum. Ia tak pernah membeli makanan atau minuman dari luar.
Selain itu, ia pun membiasakan anaknya untuk makan buah-buahan. Tidak hanya agar Kasih tak keluar dari bengkel tapi juga demi kesehatan sang buah hati.
• Penyandang Disabilitas di Cianjur Merasa Kurang Diperhatikan Pemerintah
• Istri Terduga Teroris di Cianjur Takut Tinggal Sendiri di Kos, Sempat Mau Tinggal di Rumah Ketua RT
"Sekarang sudah terbiasa makan buah, saya biasakan juga makan buah-buahan yang banyak, untuk anak saya, " kata Krisman.
Krisman mengatakan, rasa khawatir itu terus menghantui. Ia belum berani melepas anaknya sendirian karena takut lepas dari pengawasannya.
"Semoga nanti makin mengerti bahaya jika ke jalan," katanya.
Krisman sempat akan bunuh diri setelah ditinggal mati sang istri yang sempat sakit. Pria tukang tambal ban ini mengalami depresi dan stres karena harus bekerja dan mengurus anaknya Kasih Br Sitohang (2).
Krisman sempat pulang dari Cianjur ke Medan untuk mengurus jenasah sang istri.
"Saat istri meninggal, saya sempat ingin bunuh diri," kata Krisman ditemui di bengkel tambal bannya, Selasa (26/11/2019).
Krisman mengubur rasa depresi tersebut. Kini, ia bangkit meski harus bekerja sambil terus menggendong anaknya.
"Saya harus bangkit, biarlah istri saya sudah tenang di sana, sekarang saya harus mengurus anak saya ini," kata Krisman.
• Buruh Cianjur Kecewa, UMK Cianjur 2020 Naiknya Kecil Banget
• Acara Syukuran Pernikahan Diwarnai Kepanikan, Gas 3 Kg Meledak, Tiga Warga Cianjur Alami Luka Bakar
Ia mengatakan, anaknya sehat, namun penyakit yang sering menghinggapi anaknya adalah mencret karena bengkel cukup kotor dan berdebu.
"Kemarin baru sembuh dari mencret, mungkin karena ia sering main di bengkel," katanya.
Kisah Perjuangan Krisman Sitohang (50) tukang tambal ban yang harus menggendong anak perempuannya, Kasih BR Sitohang (2), setiap menambal ban pelanggan memang mengundang rasa iba.
Sejak ditinggal mati sang istri, Meldawati (38), Krisman tak punya seseorang yang merawat bayinya. Alhasil ia terpaksa menggendong Kasih sambil bekerja menambal ban di Jalan KH Abdulah Bin Nuh tak jauh dari simpang tiga Rancagoong.
Krisman mengatakan, istrinya meninggal pada akhir Maret lalu karena sakit. Sudah lama ia tinggal di sebuah bengkel tambal ban di Kampung Rancagoong RT 02/06, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
"Saya ke Cianjur tahun 2014, tinggal menyewa gubuk ini Rp 300 ribu per bulan," ujar Krisman.
• Pilu, Gadis 16 Tahun Jago Pencak Silat Asal Cianjur Ini Menderita Kista,Perut Buncit Pasrah di Kasur
Ia mengatakan datang merantau ke Cianjur karena terdesak karena situasi dan keadaan.
"Tadinya mau ke Kalimantan, ada adik di Cianjur ia menyuruh ke sini, " kata pria asal Tebing Tinggi Sedang Bedagai Medan Sumatera Utara.
Krisman mengatakan, ia sempat stres karena anaknya yang masih berumur dua tahun ini tak mau lepas darinya.
"Saya takut anak saya ke jalan kan bahaya, makanya saya gendong terus, " kata Krisman.
Ia mengaku membuat makanan dan susu untuk anaknya sendiri. Ia bersyukur anaknya sehat, namun ia mengatakan anaknya manja dan terus merengek ketika digendong.
Selain melayani pelanggan, Krisman juga selalu menenangkan anaknya yang terus merengek saat digendong.
Foto - Risman dan anaknya melayani pelanggan