Tradisi Arak-arakan Memayu Buyut Trusmi Jadi Ajang Silaturahmi Warga

Ribuan masyarakat Cirebon, tampak memadati Kawasan Batik Trusmi di Kecamatan Plered, Minggu (20/10/2019), untuk menyaksikan Memayu Buyut Trusmi.

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Ribuan masyarakat Cirebon, tampak memadati Kawasan Batik Trusmi di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, pada Minggu (20/10/2019), untuk menyaksikan Memayu Buyut Trusmi. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - ‎Ribuan masyarakat Cirebon, tampak memadati Kawasan Batik Trusmi di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, pada Minggu (20/10/2019), untuk menyaksikan Memayu Buyut Trusmi.

Memayu Buyut Trusmi atau arak-arakan‎ ini, dilaksanakan selepas sholat Shubuh dan sebagian besar masyarakat yang hadir pun telah memenuhi kawasan Batik Trusmi sejak pukul 04.00 WIB.

Kepala juru adat Buyut Trusmi, Tonisyah,‎ mengatakan, Memayu Buyut Trusmi dilaksanakan setiap tahun untuk menyambut datangnya musim hujan.

Sedangkan, khususnya kegiatan tersebut adalah untuk memperbaiki atap Makam Buyut Trusmi lama, beberapa atapnya yakni bagian paseban, pakuncen, jinem, dan pewadonan.

‎"Tradisi ini sudah berlangsung semenjak tahun 1600," kata Tonisyah.

Masyarakat Cirebon Tumpah Ruah di Jalan, Penasaran Saksikan Memayu Buyut Trusmi

Memayu Buyut Trusmi Jelang Musim Hujan, Sudah Ada Sejak Abad 9 Masehi

Tonisyah mengatakan, saat ini masyarakat di Kabupaten Cirebon hanya tinggal meneruskan dan melestarikan saja, karena arak-arakan tersebut melibatkan warga Trusmi dan warga lainnya di Kabupaten Cirebon.

"Intinya, ini adalah salah bentuk‎ silaturahmi," katanya.

Berbagai macam kesenian ditampilkan dalam Memayu Buyut Trusmi ini, mulai dari musik khas Cirebon, ogo‎h-ogoh (burok), macam-macam tarian, kuliner khas Cirebon, dan kerajinan dari Desa Trusmi, yakni batik.

Yang m‎enarik perhatian bagi ribuan orang, terutama anak-anak adalah burok atau patung raksasa menyerupai berbagai bentuk, mulai dari naga, beruang, panda, elang, harimau, dan singa.

Rute yang dilintasi oleh peserta arakan-arakan ini yakni‎ mulai dari Makam Buyut Trusmi, Jalan Syekh Datul Kahfi, Jalan Raya Panembahan, Tengah Tani, dan kembali ke Makam Buyut Trusmi.

Idan (39), warga Desa Bodelor, Kecamatan Plumbon, mengatakan, ia sengaja ingin melihat arak-arakan tersebut dan sudah tiba di Kawasan Batik Trusmi sejak pukul 05.30 WIB.

Bersama kedua anaknya, Idan berdiam diri di atas tunggul gapura Kawasan Batik Trusmi, agar semua peserta arak-arakan yang melintas dapat terlihat dengan jelas.

"Sengaja datang, setiap tahunnya. Anak-anak ingin lihat burok," kata Idan.

‎Ribuan masyarakat yang tampak antusias menyaksikan arak-arakan tersebut, terus saja mengabadikan momen menggunakan kamera ponsel.

Ahmad (45), warga Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, menyebutkan, kalau ini adalah kali pertamanya ia menyaksikan arak-arakan tersebut.

"Baru pertama, soalnya anak saya ngajak ingin lihat. Saya berangkat dari rumah jam 5 pagi," katanya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved