Kisah Habibie di Pengujung Kekuasaan Soeharto (3-Habis), Tak Pernah Bisa Lagi Bertemu Sang Presiden
"Sangat saya sayangkan bahwa Pak Harto ketika itu tidak berkenan berbicara dengan saya," kata BJ Habibie
Penulis: feb | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Sekitar pukul 06.45 WIB, ajudan Kolonel (Udara) Iwan Sidi masuk ke ruangan dan melaporkan bahwa Pangab Jenderal Wiranto sudah siap menunggu di ruang tamu.
Dalam pertemuan pukul 06.50-07.25 itu, Wiranto melaporkan keadaan di lapangan yang tidak menentu dan gerakan-gerakan demo yang terus meningkat.
Kemudian Habibie bersiap meluncur ke Jalan Cendana, berharap mendapat penjelasan dan jawaban mengenai mengapa semua ini terjadi.
"Saya mendapat berita Pak Harto ternyata belum bersedia menerima saya. Saya dipersilakan langsung saja berangkat ke Istana Merdeka. Protokol dan ADC Presiden berharap pertemuan empat mata dapat dilaksanakan di Istana Merdeka, " kenang putra kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, itu.
Pukul 08.30, BJ Habibie meluncur ke Istana Merdeka. Namun sesampai di lokasi belum ada yang hadir. Ia duduk di kamar tamu yang berhadapan dengan Ruang Jepara.
Beberapa saat kemudian, Ketua Mahkamah Agung, Sarwata SH, dan para anggota Mahkamah Agung datang. Kemudian, para pimpinan DPR/MPR giliran datang.
Tiba-tiba, Protokol dan ADC Presiden mempersilakan Ketua dan para anggota Mahkamah Agung masuk ke Ruang Jepara.
Habibie langsung berdiri dan menyampaikan bahwa ia dijanjikan untuk dapat bertemu Presiden Soeharto.

• Sebelum Meninggal, BJ Habibie Sempat Sampaikan Wasiat Terakhir, Kini Reza Rahadian Bocorkan Semuanya
• Kisah BJ Habibie di Penghujung Kekuasaan Soeharto, Terima Telepon Mengejutkan dari Menko Ginandjar
Langsung ADC Presiden kembali ke Ruang Jepara dan hanya sekejap kemudian hanya mempersilakan Ketua bersama para anggota Mahkamah Agung masuk ke Ruang Jepara.
"Saya merasakan diperlakukan tidak wajar dan menahan diri untuk tetap sabar dan tenang. Saya membaca beberapa ayat Alquran yang saya hafal," katanya.
Setelah beberapa waktu berlalu, Ketua dan anggota Mahkamah Agung keluar dari Ruang Jepara, ADC dan Protokol mempersilakan pimpinan DPR/MPR memasuki ruang itu.
"Perasaan saya makin penuh dengan kekecewaan, ketidakadilan, dan penghinaan sehingga kemudian saya memberanikan diri untuk berdiri dan melangkah ke Ruang Jepara ingin bertemu langsung dengan Presiden Soeharto," ujar Habibie.
Namun, baru saja Habibie berada di depan pintu Ruang Jepara, tiba-tiba pintu terbuka dan protokol mengumumkan Presiden Republik Indonesia memasuki ruang upacara.
"Saya tercengang melihat Pak Harto, melewati saya terus melangkah ke ruang upacara dan 'melecehkan' keberadaan saya di depan semua yang hadir," tulis Habibie.
Dalam acara itu, BJ Habibie untuk pertama kalinya mendengar alasan Soeharto mengundurkan diri. Setelah BJ Habibie mengucapkan sumpah sebagai presiden RI, Soeharto meninggalkan Istana Merdeka.
"Tanpa senyum ataupun sepatah kata, ia meninggalkan ruang upacara," katanya. (tribunnetwork)