Orangtua Korban Bullying Sebut Keluarga Pelaku Tak Ada Itikad Baik, Siap Tempuh Proses Hukum
Sri Ani Lestari (38), ibu Fatir Ahmad bocah korban bullying oleh teman sepermainannya menyebutkan bahwa orangtua
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Sri Ani Lestari (38), ibu Fatir Ahmad bocah korban bullying oleh teman sepermainannya menyebutkan bahwa orangtua terduga pelaku tidak ada itikad baik.
Ani mengatakan, apalagi berita bullying ini sudah menyebar di media sosial.
Sehingga, menurutnya harus dari pihak terduga pelaku ada itikad baik untuk menghubungi Ani atau keluarga untuk meminta maaf.
"Video ini sudah viral kan, apalagi mereka tahu nomor saya, harusnya telepon lah ada itikad baiknya gitu," ujar Ani, saat ditemui Tribuncirebon.com, Selasa (10/9/2019).
Menurut Ani pihaknya tidak ingin terlebih dahulu bergerak.
Apalagi, sampai menanyakan terlebih dahulu permasalahan yang membuat anaknya meninggal dunia.
"Jangan menyalahkan kami kalau sampai nanti tidak ada itikad baik, apalagi sudah saya kasuskan ini," ucap dia.
• BREAKING NEWS - Dua Kecelakaan Terjadi di Tol Cipularang, Mobil Terbakar, Minuman Kemasan Berserakan
Ani menambahkan ia ingin menuntaskan permasalahan tersebut.
Apalagi, menurutnya, sebelum meninggal Fatir meminta Ani dan keluarganya untuk memperkarakan kasus tersebut ke jalur hukum.
"Kalau dari saya sendiri saya ingin permasalahan ini di proses hukum, ingin memenuhi keinginan Fatir," kata Ani.
Diketahui, pada akhir Agustus 2019, peristiwa pilu menimpa bocah bernama Fatir Ahmad yang sedang bermain dengan teman sepermainannya.
Diduga, berawal dari saling ejek, Fatir Ahmad dipukul dan ditendang oleh teman yang lebih tua darinya, berinisial I.
• Persib Bandung Dapat 47 Kartu Kuning di Putaran Pertama, Robert Alberts Evaluasi Besar-besaran
Atas kejadian tersebut, Fatir Ahmad mengalami luka di bagian rahang hingga membengkak.
Akhirnya, setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat, 30 Agustus 2019 pukul 12.00 WIB, Fatir Ahmad menghembuskan napas terakhir setelah kondisinya semakin memburuk hingga kejang-kejang.