Kuliner Bandung

Kisah Pengusaha Muda Membuka Usaha Kupat Tahu Pak Muslih, Teruskan Perjuangan Sang Ayah

Kini ia ingin memperkenalkan kuliner kupat tahu Singaparna di daerah lain semisal Jalan Antapani, Jalan Kurdi, Jalan Buah Batu, Jalan Dipatiukur, dan

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Theofilus Richard
ISTIMEWA
sajian kupat tahu Singaparna Pak Muslih yang kaya akan bumbu 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - "Kalau kita semua tanggung jawab Abah, terus Abah tanggung jawab siapa?" kalimat yang diucapkan Euis di film Keluarga Cemara menggambarkan perjuangan seorang Ayah untuk bisa menghidupi keluarganya.

Sosok Ayah bagaikan pahlawan dalam keluarga, walaupun Ia sama-sama terlahir sebagai manusia tetapi peran Ayah dalam keluarga memiliki tanggung jawab penuh.

Lalu bagaimana dengan ayah? Ia memikul beban yang cukup berat untuk menjaga keluarganya namun keluhan seorang Ayah untuk menghidupi keluarganya seakan tak dilontarkan dari mulutnya.

Sosok Ayah terus bekerja keras, ingin membuat anak-anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka.

"Ayah saya jualan kupat tahu selama 24 tahun tapi dia selalu bilang jangan jadi seperti dirinya. Saya harus kerja benar, kerja di perusahaan, harus bisa menempuh pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi," ujar Tri Wahyudi Mustari penerus kupat tahu Pak Muslih saat ditemui di kedai kopi Jalan Imam Bonjol No 48, Jumat (2/8/2019).

Kupat Tahu Mangunreja Bandung, Sejak 1957 Hingga Kini Tetap Eksis, Rasa Tidak Berubah Tetap Nampol

Pak Muslih dan anaknya Tri Wahyudi Mustari
Pak Muslih dan anaknya Tri Wahyudi Mustari (ISTIMEWA)

Sebagian orang mungkin beranggapan berjualan kupat tahu di pinggir jalan menggunakan gerobak tidak akan menguntungkan.

Namun siapa sangka, dari penjualan kupat tahu ini, Pak Muslih justru mampu membiayai anak-anaknya sekolah bahkan hingga lulus kuliah.

Tri Wahyudi (27) salah satunya, setelah lulus kuliah dan menjalani usaha fashion yang sedang dijalaninya, kini Ia juga mengembangkan usaha kuliner yang diberi nama kupat tahu Pak Muslih.

"Kupat tahu itu makanan yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Saya melihat penjualan kupat tahu ayah saya bagus, kualitas rasanya enak, kenapa enggak jika saya memperkenalkan kupat tahu ini di beberapa wilayah di Kota Bandung," ujar Tri

Selama ini Pak Muslih selalu berjualan kupat tahu di daerah Parakan Saat.

Kini ia ingin memperkenalkan kuliner kupat tahu Singaparna di daerah lain semisal Jalan Antapani, Jalan Kurdi, Jalan Buah Batu, Jalan Dipatiukur, dan Jalan Cikutra.

Tri mengatakan, kupat tahu yang dibuatnya berbeda dari segi rasa karena racikan bumbu yang digunakan merupakan resep turun-temurun yang dibawa dari Singaparna.

Sarapan Apa Pagi Ini? Yuk Coba Kupat Tahu Mirasa Beringin, Bumbu Kacangnya Lembut dan Wangi

sajian kupat tahu Singaparna Pak Muslih yang kaya akan bumbu
sajian kupat tahu Singaparna Pak Muslih yang kaya akan bumbu (ISTIMEWA)

"Sebelum berjualan kupat tahu, Ayah saya pernah mencoba berbagai pekerjaan mulai dari kerja di mebel, berjualan cendol, menarik becak, dan tukang cat. Lalu akhirnya konsisten menjual kupat tahu sampai sekarang," ujarnya.

Perjuangan seorang ayahnya menjadi penjual kupat tahu ini justru membuat Tri ingin mengembangkan usahanya dengan manajemen yang berbeda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved