Kuliner Bandung
Kupat Tahu Mangunreja Bandung, Sejak 1957 Hingga Kini Tetap Eksis, Rasa Tidak Berubah Tetap Nampol
Kupat Tahu Mangunreja di Jalan Pasundan Belakang No 40, Kota Bandung sudah ada sejak tahun 1957.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kupat Tahu Mangunreja di Jalan Pasundan Belakang No 40, Kota Bandung sudah ada sejak tahun 1957.
Makanan tradisional ini masih tetap eksis di tengah maraknya makanan modern yang menjamur di Kota Bandung.
Rusmana (53) adalah pemilik dari generasi kedua Kupat Tahu Mangunreja. Sebelumnya usaha ini dikelola oleh orangtuanya dari tahun 1957.
"Kupat Tahu Mangunreja ini sudah ada dari tahun 1957. Saya generasi kedua, sebelumnya dijalankan oleh orangtua, namanya Bapak Iing (Alm) sama Ibu Empoh (Alm)," ujar Rusmana di kios Kupat Tahu Mangunreja, Senin (28/1/2019).
Rusmana atau sering disapa Amang ini, menceritakan awal mula usaha ini yang dirintis orangtuanya, sebelum menempati sebuah kios yang kini dipakai berdagang.
"Dulu jualan masih di pinggir jalan yang sekarang jadi kantor RW 04. Pindah dan menempati kios ini tahun 1968, dulu sebelumnya tempat ini adalah pos kamling dan tempat pembuangan bekas bangunan. Lalu dibangun kios kupat tahu oleh orangtua saya," ujarnya.
Menurutnya kios berukuran 3 meter x 5 meter itu tidak berubah sama sekali, mulai awal berjualan hingga sekarang.
• Tips dari Hotman Paris, Inilah Ciri-ciri Suami Selingkuh, Para Istri Harus Tahu Biar Tak Dikhianati
"Dari tahun 1968 bangunan ini tidak banyak yang berubah bentuknya, paling lantai kios yang asalnya tanah, diganti sama plur (semen), sekarang jadi keramik," ujarnya
Amang mengatakan, orangtuanya bisa membeli tanah dan membangun rumah dari hasil jualan kupat tahu.

"Dengar sejarahnya ibu saya, awal jualan kadang ramai kadang sepi. Dulu pas lagi ramai, katanya hampir 200 porsi per hari. dari hasil jualan bisa membeli tanah. Dulu orangtua saya ngontrak tapi semenjak jualan kupat tahu bisa membeli tanah dan membangun rumah," ujarnya.
Amang mengatakan, meski sekarang berbeda dengan dulu karena penjualan kupat tahu mulai sepi, ia tetap harus berjuang untuk meneruskan usahanya itu.
Wawancara Khusus Liliyana Natsir Setelah Gantung Raket, Momen Tak Terlupakan sampai yang Dikangeni https://t.co/APjdMOZafr via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 28, 2019
Menurut Amang, selain warga Bandung, pelanggan dari luar Kota Bandung pun sering datang ke sini untuk bernostalgia.
"Jualannya pertama pisan masih dipikul pakai bakul, terus ketemu sama langganan. Jadi pelanggan yang tahu sama kupat tahu ini, masih pada ke sini untuk bernostalgia. Pelanggan dari Jakarta, Bogor, dan luar Kota Bandung lainnya pada ke sini," ujarnya