Sarifah Bagdad, Orang yang Memperkenalkan Mukena pada Abad ke-14 Masehi di Cirebon

Istilah Mukena tentu sudah tidak asing bagi kaum muslim, khususnya kaum perempuan yang biasa digunakan sebagai penutup aurat

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Ichsan
tribunjabar/siti masithoh
Tangga memasuki makam utama Sunan Gunung Djati. Tak sembarangan orang yang dapat memasuki makam utamanya. 

Melalui pendekatan yang terus dilakukan, masyarakat menerima ajaran fikih yang diajarkan Nyai Mukena.

"Karena para wali pun kan membawa ajaran Islam melalui pendekatan perilaku karena masyarakat Jawa saat itu sudah memiliki budaya yang tinggi. Dari situlah kenapa misalnya Sunan Gunung Djati mendirikan masjid itu tidak menggunakan Bahasa Arab," tambahnya.

96 Perwira Polda Jabar Dimutasi, Termasuk Kasat Lantas Polrestabes Bandung

Melalui perilaku dan budaya itu, tanpa sadat masyarakat akhirnya terbawa dalam ajaran Islam dan menerapkannya.

Makam Nyai Mukena, kata Chaidir, ada di dekat sekitar makam Sunan Gunung Djati, tepatnya di pintu kedua setelah makam utama Sunan Gunung Djati.

Seperti diketahui, makam Sunan Gunung Djati Cirebon tak pernah sepi dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia.

Terutama saat hari-hari besar Islam, Makam Sunan Gunung Djati akan dikunjungi ribuan peziarah.

Memasuki bagian pertama, kita akan melihat makam-makan serta dan tembok bangunan berwarna putih.

Bagian dalam kedua, kita harus melepas alas kaki dan ada banyak peziarah yang sedang berdoa.

Sebagian lagi ada yang sedang berwudhu dari ari yang ada di kompleks makam.

Para peziarah yang sedang berdoa, berada tepat di depan pintu pertama memasuki Makam Komplek Sunan Gunung Djati.

Namun, ada pintu dari samping yang tidak bisa dimasuki sembarangan orang. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memasuki makam utama Sunan Gunung Djati.

Setelah OTT Gubernur Kepri, KPK Geledah Rumah Mantan Pejabat Pemprov Jatim

Memasuki makam utamanya, para peziarah harus mengenakan peci dan dilarang membawa kamera.

Peziarah perempuan yang sedang menstruasi, di larang masuk ke makam utama karena makam tersebut dianggap kawasan yang suci.

Sebelum ke makam utama, kita akan melewati makam-makam lainnya. Ada sekitar tiga tangga untuk menuju makam utama tersebut. Temboknya dari bata yang tersusun rapi dan berwarna merah bata.

Di sana ada pintu untuk memasuki makam utama Sunan Gunung Djati. Setiap orang yang berkesempatan masuk ke dalamnya, dilarang membawa kamera dan memotret makam beliau.

Hal itu bertujuan agar tidak dijadikan penyembahan oleh masyarakat.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved