Sawah Mulai Kering, Petani di Rancaekek Khawatir Kesulitan Dapatkan Air Bersih di Musim Kemarau
petani di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengkhawatirkan, peralihan dari musim hujan ke musim kemarau
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah petani di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengkhawatirkan, peralihan dari musim hujan ke musim kemarau berdampak terhadap semakin berkurangnya pasokan air untuk kebutuhan lahan pertanian.
Asep Awaludin (56), seorang petani di Kampung Rancakihiang, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengatakan, pengurangan debit dari saluran yang mengaliri sawah sudah mulai berkurang, terlihat dari beberapa sawah mulai kering.
"Ini baru kemarau, tetapi air sudah berkurang," kata Asep di Kampung Rancakihiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin (24/6/2019).
Asep mengatakan, berbeda dengan musim hujan, penggunaan air saluran drainase untuk kebutuhan pertanian dimusim kemarau, harus dilakukan secara bergantian agar semua lahan pertanian dapat dialiri air.
Ia menambahkan, kalau ia bisa saja selama musim kemarau ini tidak mengalami kesulitan pasokan air, namun dikhawatirkan menimbulkan masalah dengan petani lainnya.
"Tidak boleh korupsi air, sama-sama cari makan semuanya juga," katanya.
• Wanita Ini Dinikahi Orang Cina, Janjinya Hidup Bahagia, Malah Jadi Babu, Pernah 5 Hari Tak Makan
Petani lainnya, Gofur (43), mengatakan, saat musim kemarau, ia terpaksa memanfaatkan air dari Sungai Cikijing yang berwarna hitam untuk mengaliri sungai, dengan cara disedot menggunakan pompa air.
"Terpaksa, meskipun hasilnya panen nantinya tidak maksimal juga," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, menyiapkan pasokan air bersih untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Bandung, setiap musim kemarau.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat, mengatakan, bagi masyarakat yang membutuhkan pasokan air bersih, silahkan memhubungi pihak BPBD Kabupaten Bandung.
Selain itu, kata Sudrajat, masyarakat pun bisa berkoordinasi pula dengan pemerintah setempat, baik desa atau kecamatan, untuk mengkoordinir kebutuhan air bersih yang diperlukan oleh masyarakat.
"Saat ini masih ditangani oleh bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, namun bila sudah menyebar, pihak kedaruratan dan logistik akan bergerak," kata Sudrajat.
• Polres Cirebon Berikan SIM Gratis Bagi Warga yang Lahir 1 Juli, Ini Ketentuannya
Tak hanya itu, kata Sudrajat, pihaknya pun berkoordinasi pula dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berkaitan dengan permasalahan cuaca yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung.
Ia menambahkan, hal tersebut dilakukan, agar pihak BPBD dan terutama masyarakat, dapat mengantisipasi sedini mungkin, sehingga bencana kekeringan tidak meluas.
"Tidak hanya untuk warga, kami siap bila ada bencana kekeringan yang melanda kawasan pertanian," katanya.
