Gegara Ditunjuk Guru Untuk Ikut MTQ, Muhammad Mar'i Kini Jadi Qori Terbaik Kedua se Jawa- Madura

Muhammad Mar'i Said (21) mahasiswa UIN Bandung ini mulanya tidak pernah menyangka bisa berhasil menjadi Qori.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Hilda Rubiah
Muhammad Mar'i Said (21) mahasiswa UIN Bandung ini mulanya tidak pernah menyangka akan berhasil menjadi qori saat ditemui di Kampus UIN, Sabtu (11/5/2019). 

"Dulu karena latar belakang ayah seorang qori di Kabupaten Indramayu, saya pun akhirnya memutuskan untuk belajar kepada ayah saya," ujar Muhammad Mar'i (21) saat ditemui Tribun Jabar di Kampus I UIN Bandung, Sabtu (11/5/2019).

Dalam waktu tiga minggu Mar'i belajar dan dibimbing sang ayah.

Dan ternyata, Mar'i berhasil memenangkan perlombaan MTQ tersebut, meraih juara 1 tingkat Kabupaten.

Itulah yang membuat pengalamannya berkesan sehingga Mar'i semakin termotivasi untuk belajar lebih banyak tentang seni islami tilawatil Quran.

"Setelah itu jadi termotivasi ingin belajar lagi, dari sana terus belajar dan evaluasi setiap lomba," ujarnya.

Dan kini, Mar'i mengikuti yang secara tidak sengaja mengikuti jejak ayahnya, prestasinya ternyata mampu melebihi sang Ayah.

Sang ayah hanya mampu bersaing di tingkat kabupaten, kini Mar'i bisa bersaing di tingkat nasional.

Kendati sudah memiliki titel seorang Qori, selama ini ia mengaku belum pernah belajar khusus di tempat atau pondok Alquran dan Tilawah.

Mar'i hanya belajar bersama seorang guru tilawah di pondok pesantren, ketika ia masih duduk di bangku SMA.

Setelah di kampus ia pun tetap bisa belajar menggunakan fasilitas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPTQ.

Bahkan tak jarang sampai sekarang Mar'i juga belajar tilawah dari menonton video qori-qori nasional maupun internasional melalui youtube.

Mar'i mengaku ia juga termotivasi karena ingin mengaji lebih baik, dari segi makhrojul huruf, ilmu tahsin, dan lain sebagainya.

Tilawatil Quran bagi Mar'i adalah pelajaran untuk memperbaiki bacaan.

Karena dengan bermodal qori artinya tahu lagu dan baca membaca quran pun menjadi lebih tentram dan lebih dihayati.

"Bukan hanya kita sebagai yang membaca tapi di sana juga untuk yang mendengarkan," ujarnya.

Menurutnya, dalam Tilawatil Quran pun terdapat nilai dakwahnya, bahwa niatnya untuk melantunkan ayat-ayat kemudian bisa memotivasi, serta merujuk referensi bacaan terhadap orang yang mendengarnya.

Cerita Istri Mang Oded Mendidik 7 Anaknya Hafiz Alquran, Kuncinya Hanya Dua, Sabar dan Penuh Kasih

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved