Murid SDN Cikandang Lewati Jembatan Rusak di Sumedang, Orang Tua: Anak Saya Tak Bisa Berenang
Murid-murid SDN Cikandang Sumedang terpaksa melewati jembatan rusak. Kedalaman air di bawahnya berkisar antara tiga hingga lima meter.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Tarsisius Sutomonaio
SDN Pasir Kaliki
Bukan hanya murid-murid SDN Cikandang yang harus menempuh jalan berbahaya menuju sekolah tapi juga para guru SDN Pasir Kaliki di Dusun Pasir Kaliki, Desa Ciranggem, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.
Jarak SDN Pasir Kaliki dengan pusat pemerintahan di Kabupaten Sumedang mencapai 45 kilometer.
Tak hanya itu, jalan yang ditempuh pun tak selalu jalan aspal yang mulus dan lebar. Beberapa bagian jalan berupa tanah merah yang becek dan licin bila sudah diguyur hujan.

Hal ini disampaikan Kepala Sekolah SDN Pasir Kaliki, Rosdiadi (54), ketika ditemui Tribun Jabar di SDN Pasir Kaliki, Selasa (30/4/2019).
"Jalannya kan tanah, soalnya Jalan Lingkar Jatigedenya belum selesai, jadi sekitar 2,5 Kilometer masih tanah liat begitu," ujar Rosdiadi.
• Bangunan SDN Pasir Kaliki Rusak, Tak Dapat Dana Rehabilitasi dari Pemerintah Karena Ini
• SDN Pasir Kaliki di Jatigede Sumedang, Ruang Kelasnya Lapuk, Mulai Lantai hingga Atap Rusak Parah
Rosdiadi mengatakan, bila ada rapat guru atau kepala sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, guru-guru dan kepala sekolah dari Desa Ciranggem langganan terlambat.
Bukan karena jarak 45 kilometer tersebut melainkan karena jalan tanah yang tak bisa dilalui kendaraan bila setelah hujan.
Jangankan kendaraan roda dua, bila malamnya hujan, kendaraan roda empat pun tak mampu melewati jalan licin yang konturnya menanjak, menurun, dan berbelok tajam.
Bila kondisi tanah basah, maka hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, itu pun tak bisa memakai alas kaki kecuali sepatu boot karena alas kaki akan terlepas atau rusak.
"Apalagi kan kami semua pakainya masih motor, kalau habis hujan itu tidak bisa lewat, yang ada baru satu meter jalan, jatuh," ujar Rosdiadi.
Maka, bila hujan turun di malam hari, para guru dan kepala sekolah terpaksa berangkat pukul 11.00-12.00 meski pertemuan dijadwalkan pukul 09.00 WIB.
Para guru dan kepala sekolah pun terpaksa menunggu jalan tanah tersebut kering sebelum berangkat menuju Kabupaten Sumedang.