Mengenal Sintren, Tarian yang Dianggap Mistis dan Mulai Terlupakan

Rasa penasaran dan menegangkan begitu terasa di benak warga saat hadir di Car Free Day Dago, Kota Bandung

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ichsan
zoom-inlihat foto Mengenal Sintren, Tarian yang Dianggap Mistis dan Mulai Terlupakan
Dedy Herdiana
Ilustrasi Pentas Sintren

Wanita tersebut tampak tak sadarkan diri, tubuhnya lemah. Beberapa anggota dari sekar laras tampak membantunya berdiri tegak.

"Sintren ini diambil dari kata si yang artinya perempuan dan trance yang artinya tidak sadarkan diri atau kesurupan. Wanita ini akan menari dan akan melemah ketika disawer karena melambangkan manusia yang mudah lemah terhadap uang, " ucap Darto.

Kini penari sintren tampak lihai menari menggunakan selendang merahnya.

Darto pun mengajak pengunjung untuk turut serta dengan ngibing bersama, yaitu ketika penari sintren memberikan selendangnya diharapkan untuk ikut menari jangan kabur.

Beberapa pengunjung tampak menghindar dan menjauhi kerumunan karena takut.

11 Tim Futsal Putri dan 33 Tim Futsal Putra Berlaga di Kejurda Piala Gubernur 2019

"Kami mengajak penonton untuk berkomunikasi secara dua arah, oleh karena itu kami ajak untuk menari bersama. Kedekatan dan keterlibatan dengan penari ini akan mengikat penonton , ya minimal mereka akan googling sintren itu apa, " ujarnya.

Sejak tahun 1993, Darto berjuang untuk membudi dayakan kesenian tradisional Jawa Barat. Menurutnya kesenian itu tidak akan hidup jika masyarakat tidak menghidupinya.

Walaupun di daerahnya kini tinggal tersisa tiga kelompok yang mempertahankan budaya lewat kesenian, Ia tak mau berhenti berjuang.

Meski dibayar hanya lewat saweran penonton, Ia terus mempertahankan dengan cara mengamen di desa-desa. Ia yakin budaya ini akan menjadi warisan dan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat.

Sumber: Tribun Jabar
Tags
Sintren
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved