16 Fakta Tentang Kartini yang Membuat Jadi Idola Orang Indonesia di Hari Kartini 2019

Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini merupakan sosok pahlawan emansipasi wanita.

Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Ichsan
Kolase
RA Kartini dan sang putra, Soesalit Djojoadhiningrat 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini merupakan sosok pahlawan emansipasi wanita.

Sosok Kartini hingga saat ini tak terlupakan dengan adanya peringatan 21 April sebagai hari Kartini.

Begitupun dengan perjuangan dan kisah hidup Kartini hingga saat ini masih banyak dikenang.

Selain pahlawan emansipasi, kisah hidup Kartini juga banyak menginspirasi wanita Indonesia hingga saat ini.

Caleg yang Diduga Tebar Duit di Masa Tenang, Besok akan Dipanggil Bawaslu Garut

Bagaimana kisah hidup Kartini? Berikut fakta-fakta tentang Kartini yang dikutip Tribunjabar.id dari berbagai sumber.

1. Hidup diantara adat poligami

Sosok Kartini ternyata sejak kecil sudah hidup diantara hiruk-pikuk kepedihan poligami.

Bahkan ibu kandung Kartini, Ngasirah yang juga merupakan korban poligami ayah Kartini, Djojo Adiningrat.

Saat itu Djojo Adhiningrat akan menjadi bupati, dan harus menikah dengan seorang darah biru, akhirnya berpoligami dengan putri Raja Madura.

Sehingga Ngasirah yang bukan permaisuri hanya boleh tinggal di bagian belakang istana atau rumah.

2. Kartini mengangkat orang-orang marginal

Terinspirasi dari ibunya, Kartini mengangkat kaum-kaum yang termarginalkan.

Hal tersebut karena ibunya yang termarginalkan yang tinggal di bagian belakang, sebagai selir ayah Kartini yang saat itu berpoligami.

3. Tak ingin ditambah gelar Raden Adjeng

Kartini yang lahir dari keluarga darah biru, namanya pun jadi Raden Adjeng Kartini.

Namun dirinya menolak ditambakan Raden Adjeng pada namanya.

Hal tersebut karena jika memakai atribut itu, dia akan dipisahkan dari ibunya Ngasirah. Sehingga ia minta dipanggil Kartini saja.

4. Kartini memiliki hobi memasak

Kartini ternyata memiliki hobi memasak. Ia sering memasak untuk diplomasi dan menunjukkan peradaban Jawa di mata Belanda.

Resep makanan yang paling terkenal dari Kartini adalah Sup Pangsit Jepara dan Ayam Besengek.

Melawan Borneo FC yang Dilatih Mario Gomez, Begini Kata Pemain Persib yang Diorbitkan Mario Gomez

5. Menjadi juru dakwah dan mengenalkan agama Islam

Kartini juga dikenal sebagai juru dakwah yang memperkenalkan Islam sebagai agama cinta damai.

Kartini selalu berusaha mengenalkan agama Islam dengan memberikan wajah baik tentang Islam pada dunia.

Dalam dakwahnya, Kartini selalu membawa cerita-cerita tentang ajaran Islam dalam korespondensinya.

6. Menentang poligami

Sejak kecil hidup diantara hiruk-pikuk poligami, Kartini sudah mengerti hal itu sejak kecil.

Sehingga ia menentang poligami karena dianggap merugikan wanita, seperti yang diderita ibunya saat itu.

7. Pemikiran Kartini dikenal kalangan orang-orang Belanda melalui surat-suratnya

Semasa hidupnya, Kartini memiliki banyak sahabat di Nederland, Eropa. Melalui sahabat-sahabatnya, Kartini sering mengirimkan surat.

Suratnya pun berisi mulai dari pemikirannya, hingga cerita tentang kondisi perempuan seperti dirinya yang merasa terkekang, bahkan tanpa bisa memilih masa depannya sendiri.

Kartini juga bercerita tentang bangsanya yang menderita karena penjajahan, keresahannya mengenai agama, hingga kepeduliannya akan pendidikan.

Tak hanya itu, Sejumlah buku pun dibahas Kartini bersama Stella dalam surat-suratnya.

Sehingga banyak pemikiran Kartini yang telah menggetarkan jagat intelektual Belanda.

8. Pemikiran Kartini tentang pendidikan untuk perempuan Indonesia

Kartini juga banyak melontarkan pemikirannya tentang kaum perempuan di Indonesia saat itu termarginalkan.

Kartini menuntut perempuan untuk dapat pendidikan. Ini dilakukan, menurut Kartini, bukan untuk menyaingi laki-laki.

Namun, Kartini memahami bahwa perempuan dikodratkan menjadi ibu, dan ibu merupakan pendidik pertama untuk tiap manusia.

Alasan itulah yang dinilai Kartini perlunya perempuan mendapat pendidikan.

Usulan Kartini jelas saat itu, pendidikan untuk para perempuan hingga kejuruan.

Cara menulis Kartini yang indah dan progresif, membuat ide-ide dari Kartini banyak didengar para pejabat dan bangsawan Belanda.

Dipanggil Timnas U-18, Begini Tanggapan Beckham

9. Gagal bersekolah di Netherland

Kartini yang saat itu juga bercita-cita ingin bersekolah di Netherland, sekolah di Eropa bersama adik-adiknya.

Berkat pemikiran dan tulisannya tersebut, Kartini dan Roekmini akhirnya mendapat beasiswa dari Menteri Idenburg untuk bisa sekolah di Netherland.

Namun sayang, mimpi tersebut direnggut oleh Mr Abendanon yang justru malah berbalik membujuk Kartini untuk mengurungkan niat belajarnya di Belanda.

10. Gagal melanjutkan sekolah di Batavia, hingga hidupnya selalu murung

Karena Kartini gagal bersekolah di Netherland, ia dibujuk agar bersekolah di Batavia.

Namun ternyata ayah Kartini menarik kembali izin bagi Kartini untuk belajar di Batavia. Keputusan itu membuat Kartini terkejut bahkan sampai pingsan.

11. Harus terseret dalam derita poligami

Usai gagal bersekolah di Netherland dan di Batavia, duka mendalam selalu membayangi kehidupan Kartini hingga akhir hayat.

Kartini harus memilih jalan lain yaitu menikah dengan Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat.

Bupati Rembang mencintai Kartini sepenuh hati, tapi ternyata ia memiliki tiga selir. Ia juga pernah dua kali ditinggal istrinya meninggal.

12. Diberi kebebasan mendirikan sekolah wanita oleh suaminya

Bupati Rembang yang mencintai Kartini sepenuh hati, ia memberi kebebasan dan dukungan pada Kartini.

Kebebasan dan dukungan tersebut berupa mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang.

13. Meninggal setelah melahirkan

Setelah melahirkan anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, pada 13 September 1904, beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun.

Ia dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

14. Ditetapkan sebagai sosok pahlawan oleh Ir Soekarno

Pada 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Kepres RI No. 198 Tahun 1964 yang menetapkan bahwa Raden Ajeng Kartini adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Setiap tahun tepatnya pada 21 April diperingati sebagai hari Kartini.

Tidak Ingin Ulangi Kegagalan Sebelumnya, Beckham Optimis Lolos Seleksi Timnas U-18 Indonesia

15. Diterbitkannya buku kumpulan surat Kartini oleh Mr J.H Abendanon berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang"

Setelah Kartini Wafat, Mr. J.H. Abendanon yang saat itu merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, mengumpulkan surat-surat Kartini.

Ia mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.

Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".

Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.

Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara.

16. Nama Kartini dikenal hingga ke seantero Belanda

Dari surat-surat Kartini, tersiar gagasan Kartini ke seantero Belanda hingga Indonesia.

Hingga akhirnya terbentuk “Dana Kartini” di Belanda yang digalang oleh sahabat-sahabat Kartini di Belanda.

Pada masa itu, api Kartini berkobar di Belanda dan menjadi momentum untuk mengajak warga Belanda membalas budi.

Mereka keliling ke berbagai pelosok di Belanda untuk mengumpulkan dana pembangunan sekolah di Indonesia, seperti yang dicita-citakan Kartini.

Kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartinidi Semarang pada 1912, kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.

Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini", didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved