Pilpres 2019

H-6 Coblosan, Jokowi Vs Prabowo Mati-matian Cari Suara di Jabar, Golput Malah Tinggi, Ini Alasannya

H-6 Coblosan Pilpres 2019, Jokowi Vs Prabowo Mati-matian Cari Suara di Jabar, Tapi yang Cuek dan Golput Bakal Tinggi. Tentu banyak asalannya...

Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Kolase Tribun Jabar (Istimewa)
Prabowo Subianto dan Jokowi 

"Saya targetkan kemenangan sebesar 70 persen untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ujar Aher.

Kedatangan Sandiaga Uno Uno disambut pendukung yang di antaranya Kaum Emak-Emak. Banyak kaum ibu yang meminta foto bersama sehingga menyulitkan Sandiaga Uno untuk masuk dan keluar dari gedung.

Golput di Jabar Diprediksi Tinggi

Pasangan Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, terus berjuang meraih suara banyak di Jawa Barat sampai detik-detik pencoblosan, pada 17 April 2019.

Namun, pengamat politik menyebut golongan putih alias golput malah akan tinggi.

Golput adalah kelompok orang yang memutuskan untuk tidak memilih pada pemilu 2019 atau Pilpres 2019.

Kepala Pusat Studi Politik dan Demokrasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Ari Ganjar Herdiansyah, memprediksi masyarakat Jawa Barat yang telah mempunyai hak pilih namun bersikap golput pada pemilihan umum (pemilu) 17 April mendatang akan meningkat.

Hal tersebut dilontarkan oleh Ari, mengacu pada hasil survey indikator pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018, yang mana 27 persen pemilih di Jawa Barat tidak menggunakan hak pilihnya.

"Tidak ada angka pasti, karena melihat orang itu golput atau tidak hanya ketahuan setelah pencoblosan, berbeda dengan survey elektabilitas. Tapi kemungkinan paling besar sampai jumlah 30 persen pemilih," kata Ari melalui sambungan telepon, Rabu (10/4/2019).

Menurutnya, golput sendiri terbagi kedalam dua pengertian, yang pertama pengertian secara luas dan kedua spesifisik.

Kolase Debat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019), Jokowi dan Prabowo Subianto (Kolase Tribun Jabar dari Kompas.com)
Kolase Debat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019), Jokowi dan Prabowo Subianto (Kolase Tribun Jabar dari Kompas.com) (Kompas.com/Kristianto Purnomo)

Untuk secara arti luas, sikap golput dilakukan oleh orang yang tidak memilih, karena adanya beberapa hal teknis, mulai dari sakit, tidak terdaftar daftar pemilih tetap (DPT) atau pun tidak peduli alias apatis.

Sedangkan untuk golput secara spesifik, adalah salah satu sikap politik karena adanya satu kesadaran tidak memilih, hal tersebut merupakan pilihan dari sikap kritis dia terhadap proses politik.

Ari mengatakan, untuk golput secara spesifik, para pemilih kecewa karena yang diselamatkan peserta pemilu terpilih adalah kekuasaan semata, pemilih menilai para calon hanya umbar janji, politisasi identitas, dan saling mendiskreditkan.

Pondok Pesantren Ini Siap Tampung Caleg Stres yang Gagal Lolos dalam Pemilu 2019

"Masih akan banyak selama mereka melakukan korupsi politik, kompetensi pejabat atau caleg yang tidak jelas, para kepala daerah fokus kampanye, tidak ada itikad perbaikan partai, kinerja DPR rendah, dan sebagainya," katanya.

Terkait maraknya gerakan golput di dunia kaya, kata Ari, secara ilmiah itu dipermasalahkan, karena golput itu merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang bukan hanya sebatas kesadaran tetapi, memiliki tujuan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved