Kebiasaan Suku Fore yang Makan Otak Saudaranya Sendiri, Akibatnya Alami Mutasi Genetik
Melansir dari Daily Mail, suku Fore yang berjumlah sekitar 20 ribu orang merupakan suku yang terisolasi dari dunia luar sampai pada tahun 1950.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.ID - Di Papua Nugini terdapat suku pedalaman yang bernama Suku Fore.
Suku Fore tinggal di Distrik Okapa, Eastern Highlands Province, Papu Nugini.
Uniknya, Suku Fore mengalami mutasi genetik yang tidak ditemukan pada tubuh manusia pada umumnya.
Melansir dari Daily Mail, suku Fore yang berjumlah sekitar 20 ribu orang merupakan suku yang terisolasi dari dunia luar sampai pada tahun 1950.
Sejumlah ilmuwan melakukan kontak kepada Suku Fore dan meneliti kebiasaan dan gaya hidup mereka.
Akhirnya terkuak ritual kanibalisme yang dilakukan oleh Suku Fore.
Ritual tersebut merupakan bentuk penghormatan yang dilakukan bila ada sanak saudara yang meninggal.
Para anak-anak dan wanita Suku Fore memakan bagian otak saudara mereka yang meninggal.

Sementara, pria memakan daging dan kulitnya.
Tanpa Suku Fore ketahui, ritual tersebut ternyata berdampak pada kesehatan mereka.
Suku Fore terjangkit penyakit Kuru atau sapi gila.
Penyakit sapi gila membuat mereka kehilangan kemampuan berjalan, menelan, dan mengunyah.
Hal tersebut berdampak buruk pada penurunan berat badan dan kematian.
Puncaknya pada tahun 1960, penyakit sapi gila membunuh lebih dari 2% populasi Suku Fore setiap tahunnya.
Korban lebih banyak terjadi pada wanita, jumlahnya lebih dari delapan kali dari pria.