Ratusan Kepsek SD dan SMP Negeri di Bandung Diberi Edukasi Pencegahan dan Penanggulangan DBD

Dinkes Kota Bandung bersama PT Bio Farma dan PT Herlina Indah sosialisasi pencegahan DBD, kepada 350 kepala sekolah SD dan SMP Negeri di Kota Bandung.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/CIPTA PERMANA
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana melakukan sesi foto bersama usai memberikan sambutan sekaligus pembukaan kegiatan sosialisasi serta edukasi pencegahan dan penanggulangan DBD kepala para kepala sekolah SD dan SMP Negeri Kota Bandung, di Gedung Serbaguna PT Bio Farma Bandung, Jalan Pasteur Nomor 28, Selasa (29/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menyikapi kembali maraknya kasus keterjangkitan DBD di masyarakat akhir-akhir ini, Dinas Kesehatan Kota Bandung bersama PT Bio Farma dan PT Herlina Indah selaku produsen lotion tolak nyamuk Soffell, menggelar kegiatan sosialisasi serta edukasi pencegahan dan penanggulangan DBD, kepada 350 kepala sekolah jenjang SD dan SMP Negeri di Kota Bandung.

Kegiatan bertajuk "Dengan Germas Ciptakan Lingkungan Sekolah Sehat Menuju Bandung Bebas Demam Berdarah" tersebut berlangsung di Gedung Serbaguna PT Bio Farma Bandung, Jalan Pasteur Nomor 28 Bandung dan dibuka secara langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.

Yana mengatakan bahwa DBD disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti, dan dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali, khususnya anak-anak.

Bahkan berdasarkan data kesehatan Kota Bandung, kasus DBD pada Tahun 2018 mencapai 2.826. Angka tersebut mengalami lonjakan cukup tinggi bila di bandingkan dengan kasus serupa di Tahun 2017 dengan 1.786 kejadian.

Selain itu, dari jumlah kasus pada tahun 2018, kurang lebih 37,1 persen atau 1.144 kasus diantaranya, menjangkit kategori anak-anak usia 4-15 tahun atau usia sekolah.

"Oleh karena itu dibutuhkan kewaspadaan dari semua pihak, termasuk para kepala sekolah dengan meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan kasus DBD, di lingkungan sekolahnya masing-masing. Apalagi waktu rawan gigitan nyamuk ini terjadi pada pagi hari antara jam 08.00-10.00 dan sore hari jam 15.00-17.00 yang merupakan waktu anak beraktivitas di sekolah," ujarnya.

Yana menuturkan, upaya pencegahan dan penanggulangan DBD dapat dilakukan dengan meningkatkan pemberantasan sarang-sarang nyamuk dengan cara 3M Plus, yakni menguras secara rutin bak mandi, menutup rapat tempat penampung genangan air, seperti di talang dan wadah air dispenser, selain bak kamar mandi, dan mendaur ulang barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan. Serta plus menggunakan obat anti gigitan nyamuk.

"Maka dari itu, kami mengumpulkan para kepala sekolah ini, untuk kembali mengingatkan rutinitas memantau dan membersihkan area-area yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan jentik nyamuk ini. Kegiatan ini pun menjadi sangat penting dan mudah-mudahan mampu menghambat bahkan menghentikan jumlah kasus DBD yang terjadi di Kota Bandung," ucapnya.

Terlebih lanjut Yana, beberapa daerah tetangga dari Kota Bandung, kasus saat ini telah menjadi kejadian luar biasa, sehingga melalui kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif seluruh pihak, baik sekolah dan juga masyarakat. Sehingga kasus DBD sebagai kejadian luar biasa tidak terjadi di Kota Bandung.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Dr Rita Verita menambahkan, hingga tanggal 28 Januari 2019, jumlah keterjangkitan DBD di masyarakat Kota Bandung secara merata telah mencapai sebanyak 137 kasus. Sehingga upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan DBD perlu di lakukan oleh seluruh pihak di lingkungan rumah dan sekolah.

Upaya mencegah peningkatan kasus pada anak dilingkungan sekolah, selain kegiatan sosialisasi tentang pencegahan dan penanggulangan DBD tetapi juga self protection (perlindungan diri) terhadap potensi gigitan nyamuk, yaitu dengan menggunakan lotion tolak nyamuk, salah satunya Soffell.

"Sehingga mengoleskan lotion tolak nyamuk pada bagian-bagian tubuh yang terbuka, dapat menjadi tindakan preventif (antisipasi) untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebab DBD," ujarnya dilokasi yang sama.

Adapun upaya pihaknya sejauh ini dalam mencegah peredaran dan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti di lingkungan masyarakat, diantaranya dengan membagikan surat edaran kepada seluruh puskesmas untuk ditindak lanjutu ke masing-masing kewilayahan di Kota Bandung, untuk meningkatkan gerakan 3M Plus.

Selain itu, bagi wilayah-wilayah yang sudah terjadi adanya positif kasus DBD, pihaknya terus melakukan pengasapan (fogging) disetiap kecamatan dan membentuk para juru pemantau jentik (jumantik) di setiap RW di Kota Bandung.

Bahkan, lanjut Dr Rita berdasarkan hasil laporan jumantik tersebut, jentik paling banyak temukan berada di bak-bak kamar mandi sekolah.

Oleh karena itu, kami menghimbau agar seluruh pihak sekolah senantiasa melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara pengurasan bak kamar mandi yang diusahakan setiap hari atau paling tidak tiga hari sekali.

"Karena fase pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi jentik ini hanya membutuhkan satu sampai dua hari di dalam air, dan sangat menyukai kondisi air yang bersih yang tergenang," ucapnya.

Sementara itu, Product Manager Soffell, Louise Sumantadiredja menjelaskan, upaya pencegahan DBD harus diawali oleh kesadaran dari masyarakat sedini mungkin.

Sebab edukasi dan sosialisasi pencegahan penyakit demam berdarah menjadi sangat penting untuk diketahui, khususnya para siswa-siswi SD dan SMP agar dapat menjaga kesehatan lingkungan dan dirinya sendiri dari gigitan nyamuk.

"Kami berharap melalui kegiatan ini dapat semakin menyedarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan dirinya, agar kasus DBD di Kota Bandung dapat terus di tekan di Tahun 2019 ini," katanya.

Dalam kegiatan ini, para kepala sekolah selain mendapatkan materi sosialisasi serta edukasi, tetapi juga mereka melakukan penggalangan tanda tangan komitmen dalam upaya pencegahan dan penggulangan DBD untuk diterapkan di lingkungannya masing-masing. (Cipta Permana)

Video: Sedih, Murid SD Ini Tak Mengerti Mengapa Melahirkan Bayi, Dikira Ada Penyakit di Perut

Reino Barack Terang-terangan Kasih Love kepada Syahrini, Warganet Heboh



Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved