Maestro Tarling Cirebon Djana Partanain Harap Perhatian Lebih dari Pemerintah untuk Kesenian Tarling
Sang cucu yang menemani Djana Partanain saat menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan, Arif Maarif, juga berharap semakin banyak acara tarling Cirebon
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Nama Djana Partanain telah lama dikenal sebagai maestro kesenian tarling Cirebon.
Pria kelahiran Cirebon, 17 Desember 1934 itu masih aktif bermain tarling Cirebon bersama kelompok musiknya.
Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap kesenian tarling Cirebon.
"Perhatian pemerintah belum cukup," ujarnya kepada Tribun Jabar ketika ditemui di acara Anugerah Kebudayaan 2018, Gedung Sate, Jumat (14/12/2018).
Di keluarganya, Djana Partanain juga menurunkan bakatnya bermain tarling kepada anak dan cucunya.
Sang cucu yang kebetulan menemani Djana Partanain saat menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan, Arif Maarif (23), juga berharap semakin banyak acara tarling Cirebon yang digelar pemerintah.
• Profil Bebi Silvana, Wanita Mantan Model yang Kini jadi Istri Opik Tombo Ati
• Tahanan Narkotika Nikahi Kekasihnya di Masjid Mapolres Cirebon, Langsung Masuk Jeruji Setelah Akad
"Inginnya kembali seperti dulu, setiap tahun harus ada festival, perlombaan, jadi setidaknya kami membuat generasi berikutnya tahu kalau tarling tuh seperti ini," ujarnya.
Menurut Arif, saat ini banyak orang tidak tahu mengenai kesenian tarling Cirebon yang asli.
Padahal ada perbedaan antara tarling Cirebon dengan kesenian tarling yang banyak orang tahu.
"Tarling yang banyak orang tahu mungkin seperti tarling Juragan Empang. Tarling yang asli beda. Gampangnya, gamelan tapi pakai gitar dan suling," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, berencana membangun pusat kebudayaan di kabupaten/kota yang ada di Jabar.
Diharapkan gedung tersebut dapat mewadahi kegiatan kesenian para seniman, termasuk tarling Cirebon.
Menanggapi hal tersebut, Djana Partanain mengaku gembira.
Mengapa Persib Bandung Melempem di Akhir Kompetisi? Ini Pendapat Febri Hariyadi https://t.co/TtTD2WwKzg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 15, 2018
"Barangkali setahun sekali atau lima bulan sekali ada untuk (sarana) pelatihan, karena membutuhkan," ujar Djana.
Senada dengan Djana Partanain, Arif pun menyambut positif rencana Ridwan Kamil.
Ia berharap pendirian bangunan gedung tersebut dapat menghidupkan seni dan budaya Cirebon.
"Semoga bersama teman-teman lain, khususnya tarling dan kesenian lain di cirebon, bersatu dan menjadi ciri khas yang baik di Cirebon," ujarnya.
Sebagai maestro seni tarling Cirebon, ia telah mendapat banyak penghargaan, baik di dalam atau luar negeri.
Bahkan ia pernah mendapat penghargaan dari sebuah lembaga di Santa Barbara, Amerika Serikat.
• Hari Ini, Opick dan Bebi Silvana Gelar Acara Resepsi Pernikahan di Bandung, Keduanya Minta Doa
• Sinyal Ahok Bakal Gabung PDIP Setelah Bebas dari Penjara Semakin Kuat, tapi Ada Parpol Lain Menggoda
Dari pihak pemerintah, khususnya Pemprov Jawa Barat, baru tahun 2018, ia mendapat Anugerah Kebudayaan kategori Maestro Seni Tradisi.
Atas penghargaan tersebut, Djana mengaku bersyukur karena masih ada pengakuan dari Pemprov Jabar terhadap dirinya.
"Gembira, bangga, alhamdulilah sama Allah," kata Djana.
Penghargaan ini sekaligus menjadi kado manis untuk ulang tahunnya yang ke-84 pada 17 Desember 2018.
Arif, sebagai cucu dan penerus tradisi seni tarling juga mengaku bangga atas capaian sang kakek.
"Sebagai cucu dan mewakili teman-temannya yang pernah belajar dari beliau pasti bangga dan memang sudah sepantasnya mendapat penghargaan ini," ujarnya.
