Tradisi Tujuh Bulanan, Semakin Langka dan Jarang Ditemukan di Indramayu
Tradisi tersebut biasa dilaksanakan di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu. Tradisi tersebut juga jarang ditemukan di wilayah lainnya
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Seli Andina Miranti
Setelah selesai doa bersama, Yusnia duduk ditempat yang sudah disediakan. Tempat itu dihias aneka bunga.
• KPU Jabar Kunjungi Posko GMHP di Kabupaten Cirebon, Ini Tujuannya
Setelah itu, sesepuh keluarga besar beserta tamu yang telah menghadiri pengajian akan memandikan Yusnia.
Ia disiram dengan air yang dicampur dengan berbagai jenis bunga dan uang koin.
Setelah satu per satu dimandikan, suami lari membawa uang koin dalam kendi tersebut ke perempatan jalan terdekat untuk memecahkan kendi berisi koin tersebut.
Pada perempatan jalan, sudah ada puluhan orang mulai dari tukang becal dan warga untuk berebut uang yang ada dalam kendi.
Mereka tampak berebut dan semangat berebut uang koin tersebut.
Setelah itu, rangkaian acara selesai dilaksanakan dan tinggal menunggu persalinan.
"Perasaan saya bahagia. Ini juga hal pertama dalam hidup saya. Tadi sempat kaku dan grogi. Saya senang dapat melaksanakan tradisi yang mungkin semakin langka ini," katanya.
Sementara itu, Yusnia merasa lega dapat melaksanakan rangkaian acara tersebut.
"Sempet deg-degan pas mau disiram pertama. Setelah selesai lega banget rasanya," kata Yusnia sambil tersenyum.
Mereka berharap, tradisi tersebut dapat terus dilestarikan oleh masyarakat lainnya.
Mereka juga berharap agar persalinannya dapat berjalan lancar dan selamat.
• PJT II Bertekad Siap Menyelesaikan Program Pembersihan Waduk Jatiluhur
