Fenomena Likuifaksi di Palu Rawan Terjadi di 10 Titik di Bandung, Warga Ketakutan Tapi Pasrah
Fenomena pencairan tanah atau likuifaksi yang mengubur ribuan rumah di Petobo, Palu, ternyata juga berpotensi terjadi di Kota Bandung.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Fenomena pencairan tanah atau likuifaksi yang mengubur ribuan rumah di Petobo, Palu, saat gempa besar melanda kawasan itu, akhir September lalu, ternyata juga berpotensi terjadi di Kota Bandung.
Informasi yang sudah "terkubur" selama 18 tahun ini akhirnya dipublikasikan Pemkot Bandung, di Balai Kota, Kamis (11/10). Ada 10 kecamatan yang dinyatakan rawan.
Kepala Sub-Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung, Andry Heru Santoso, mengatakan kesepuluh kecamatan yang rawan terkena likuifaksi ini tersebar dari selatan hingga timur Bandung.
Sepuluh kecamatan itu, kata Andry, adalah Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Astanaanyar, Regol, Lengkong, Bandung Kidul, Kiaracondong, dan Antapani.
Andry mengatakan, ancaman likuifaksi di 10 kecamatan di Kota Bandung ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan Pemkot Bandung bekerja sama dengan ITB dan United Nation tahun 1990-2000.
• Cara Menyelamatkan Diri Bila Terjadi Gempa dan Contoh Benda yang Jadi Pelindung Sesuai Panduan PMI
"Oleh karena itu, kita perlu update lagi untuk mengetahui apakah tetap 10 (kecamatan) atau ada penambahan atau pengurangan," ujarnya.
Andry mengatakan publikasi hasil penelitian ini sama sekali tak dimaksudkan untuk menakut-nakuti atau membuat panik warga. Ini, ujarnya, justru menjadi bagian dari antisipasi karena musibah tidak bisa diramalkan kapan akan terjadi.
Andry berharap publikasi hasil penelitian ini dapat membuat warga semakin waspada. "Dengan demikian, jumlah korban bisa diminimalisasi," katanya.
• Ini Kata Ahli Geologi ITB tentang Potensi Likuifaksi di 10 Kecamatan di Bandung jika Terjadi Gempa
Selain potensi likuifaksi, hampir semua kawasan di Kota Bandung, menurut Andry, adalah kawasan rawan bencana gempa yang mungkin terjadi akibat pergerakan Sesar Lembang.
Pergeseran Sesar Lembang, yang membentang sepanjang 29 kilometer dari Padalarang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga Gunung Manglayang di Kabupaten Bandung, mencapai antara 3 milimeter hingga 5,5 milimeter per tahun.
Sesar ini diprediksi akan menghasilkan gempa berkekuatan 6,8 skala Richter jika bergerak dalam waktu yang tiba-tiba.
Ancaman ini makin nyata karena terbukti bahwa sesar ini dalam keadaan aktif. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sepanjang 2016 sampai Maret 2017 setidaknya terdapat 31 gempa yang terjadi di Jabar dan sebagian di antaranya dapat dirasakan dari Lembang. Dua dari ke-31 gempa itu bahkan berpusat di barat daya Lembang dan Kota Bandung.
Andry mengatakan, meski semua kawasan di Kota Bandung merupakan kawasan yang rawan bencana, tingkat kerawanannya bervariasi. "Tingkat kerawanan dan kerusakannya sangat bergantung wilayah," ujarnya.
Pasrah
Sejumlah warga Kota Bandung mengaku baru mengetahui bahwa kota yang selama ini mereka tinggali ternyata juga rawan terkena likuifaksi.