Pernah Gagal, Picu Rial Aditya Temukan Cara Baru Budidaya Jamur

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rial Aditya (35), CEO RumaJamuR, mengaku pernah gagal budidaya jamur sebelum menjadi sukses seperti sekarang.

Rial bercerita, bisnis budidaya jamur telah dirintis sejak berkuliah di Jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB), pada tahun 2004.

Rial mengaku memang gemar bercocok tanam, namun ia memiliki kesan saat kerja praktek di Cisarua, Bandung Barat.

Dia menemukan kecintaan barunya terhadap budidaya jamur, dari sana dia berpikir untuk membuat usaha budidaya jamur.

Awal mula, dia menggunakan bibit yang dia beli di pasar umum, namun ternyata bibit yang dia tanam tidak bagus, dan mengalami kegagalan.

• Siapa Sangka Iko Uwais Bintang Laga Dunia Bergidik Lihat Hal Remeh Ini, Sampai Kabur Ketakutan

• Hutan di Sumedang Rentan Kebakaran, Ini Penyebabnya

Saat merintis usahanya, ia mendapat bantuan modal dari dosen sekira Rp 25 juta.

Dengan modal besar itu, dia menargetkan panen sekira 4 ton sampai 5 ton, namun ternyata Rial hanya bisa panen 15 kilo.

"Dari target 4000 kilo minimal, ini panen ternyata hanya 15 kilo, coba banyangin," ujar Rial.

Dari sanalah kemudian Rial berpikir, untuk mencoba membuat bibit sendiri, menggunakan alat seadanya yang ada di rumah.

Dengan modal jamur yang ia beli di pasar, kemudian dipotong menjadi bagian kecil, lalu dimasukan ke dalam toples yang diisi dengan beberapa potongan kardus basah.

Tidak disangka, percobaannya dan penemuannya itu membuahkan hasil. Dari sana Rial akhirnya mendapat inspirasi usaha.

Rial membangun usaha dari budidaya jamur yang tadinya sederhana, kini merambah sampai bisnis kuliner.

"Usaha ini berjalan dari hulu ke hilir," ujar Rial Aditya kepada Tribun Jabar saat ditemui Jalan Raya Bandung Sumedang Jatinangor, Rabu (12/9/2018).

• Begini Sejarah Berdirinya Cirebon Menurut Kitab Purwaka Caruban Nagari

• Persyaratan CPNS 2018 dan Dokumen yang Harus Disiapkan untuk Pelamar S1, D3, D4, & SMA

Mulai dari pembibitan, proses budidaya, sampai menjadi produksi olahan kuliner.