Kepepet Harus Ganti Uang Orang Lain yang Hilang, Pemuda Ini Justru Temukan Ladang Bisnis Menggiurkan

Kemudian suatu hari kejadian uang tersebut hilang karena kelalaiannya kurang menjaganya dengan baik.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Ichsan
tribunjabar/hilda
Rizqi Sulaiman 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rizqi Sulaiman (20), pemuda ini menemukan ladang bisnis bermula dari tekanan keadaan akibat insiden lalai kehilangan uang milik orang lain.

Karena uang yang hilang tersebut milik umum, maka dia pun harus bertanggung jawab untuk menggantinya.

Dia mengaku dari kelalaiannya itu membuat dirinya terpacu menemukan solusi, bahkan mendapatkan hikmah menemukan ladang bisnis.

Hal tersebut bermula dari dulu, Rizqi dipercaya menjadi Ketua Osis sewaktu SMA di Darun Nasya Lembang, dan dipercaya untuk menyimpan uang jajan para santri.

Kemudian suatu hari kejadian uang tersebut hilang karena kelalaiannya kurang menjaganya dengan baik.

"Uang yang hilang sekitar Rp  2 jutaan," ujar Rizqi kepada Tribun Jabar saat ditemui di Jalan A H Nasution No 105 Cibiru Kota Bandung, Jumat (7/9/2018).

Sejak Berhijab, Fitri Tropica Mengaku Banyak Mendapatkan Hadiah dan Kejutan dari Allah

Dari sanalah Riqki pun terpaksa mencari cara untuk mengganti uang yang hilang tersebut.

Demi untuk mengganti uang yang hilang tersebut, Riqki sempat berjualan parfum dan makanan di sekolahnya.

Hasil dari penjualan parfum dan makanan itu masih belum cukup untuk mengganti uang tersebut, kemudian karena itu Rizqi akhirnya memutar balik pikirannya menambah solusi lain.

Suatu ketika ia sedang terdiam, tiba-tiba muncul ide untuk menjual karyanya berupa tulisan Kaligrafi.

Rizqi mengira hobi menulis kaligrafi yang dimilikinya sejak SMP itu dapat bermanfaat dan menjadi potensi menjadi ladang bisnis.


"Mungkin karena kepepet itu, jadi saya berpikir kenapa tidak dimanfaatkan saja potensi hobi yang saya punya,"pikirnya.

Rizqi menjual jasa pembuatan kaligrafi, yang dia tawarkan-tawarkan kepada para santri, dan teman-teman sekolahnya, bersamaan dengan penjualan parfum dan makanan.

Untuk menjual parfum, makanan dan kaligrafinya itu, dia dibantu oleh ketiga teman OSIS-nya yang setia dan ikut bertanggung jawab atas hilangnya uang tersebut.

Hingga akhirnya, tenggat waktu 3 bulan, uang yang hilang itu pun sudah terganti, bahkan selebihnya usaha kaligrafi tersebut tetap berjalan dan menjadi ladang bisnis pribadinya.

Bisnis kaligrafi berjalan sampai dirinya lulus SMA. Namun ketika dirinya masuk kuliah dan pesantren, bisnis itu pun sempat berhenti, karena dia merasa harus menyesuaikan dulu dengan lingkungan kampus dan lingkungan barunya di Kota Bandung.

Rizqi berkuliah pada jurusan Managemen Keuangan Syariah (MKS) Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Dia mengaku mengambil jurusan tersebut karena berniat untuk menimba ilmu bisnis sekaligus membangunnya.

"Pas awal-awal memang berkuliah di jurusam MKS karena ingin membangun bisnis, menambah relasi, pengalaman dan wawasan dibidang bisnis," ujar Rizqi.


Awal semester, Rizqi mulai mencari celah untuk menjalankan kembali bisnis pembuatan kaligrafinya itu.

Dia mengatakan kebetulan di semester pertamanya itu dia mendapatkan matakuliah pengantar bisnis, di mana dirinya secara berkelompok dengan beberapa teman sekelasnya harus membuat bisnis kecil-kecilan.

"Jadi saya sempat mengusulkan untuk berbisnis kerajinan kaligrafi tersebut, tapi teman-teman meragukannya," ujarnya.

Tak berhenti di situ, Rizqi tidak ambil diam, libur semester dia memanfaatkan waktunya untuk belajar menambah wawasannya tentang bisnis.

Dia menemukan sebuah iklan yang menjual buku bisnis berjudul Dropship Mastery, penjulan buku tersebut pun sekaligus menawarkan untuk bergabung dalam komunitasnya beralamat web Dropshipaja.com.

Sebuah web domain untuk menjembatani antara penjual dan pembeli.

Dari sana dia mencoba untuk menjajakan bisnisnya berupa platform supplayer costume cash handphone, beberapa desain kaligrafi ikut dijajakannya pada gambar costume cash tersebut.

"Jadi kita hanya nampilin desain-desain kami dikirimkan ke web tersebut, selebihnya jika ada pemesanan melalui mereka," ujarnya.

Namun sayangnya, dalam waktu 3 bulan Rizki hanya dapat menrima satu orderan.

Dia mengaku setelah itu hampir putus asa, tapi setelah ditekuni dia mengaku menemukan kuncinya.

Dia mengatakan dengan belajar promosi, copy writer untuk menarik minat pembeli, desain-desain lebih dikembangakan sesuai keinginan pasar dan promosi endorse, adalah kuncinya.

Dia mulai promosi melalui endorse dan sebagainya. Untuk modal endorse tersebut Rizki mengaku hanya perlu merogok kocek Rp 100.000 dan hasilnya lumayan, dia mendapatkan untung sampai Rp 500.000.

Dari sanalah bisnis tersebut terus berjalan sampai sekarang, sekiranya sudah satu tahun setengah.

Bisnisnya pun sekarang mulai difokuskan untuk menjajakan pigura kaligrafi.

Kini Rizki sudah semester 5, dia mengaku harus pintar-pintar membagi waktunya, di mana baginya prioritas kuliah dan pesantren, dan bisnis sementara menjadi sampingan.


Terkadang dia harus bergadang, karena dia harus membagi waktunya dengan jadwal mengajar di pesantrennya.

Dia telah diberi kepercayaan untuk mengajar teman-temannya membimbing belajar kitab kuning.

Biasanya setelah selesai mengajar baru lah dirinya ada waktu untuk membuat pesanan desain kaligrafi tersebut.

Adapun di hari libur, walaupun ada banyak luang waktu, tapi terkadang Rizqi pun ikut kerja bakti mengangkut semen untuk ngecor membangun pesantren yang masih dalam tahap pembangunan.

Jika Bukan karena Sosok Ini, Jonatan Christie Mungkin Saat Ini Sudah Jadi Pemain Bola Andalan

Rizqi sebagai Rohis (Ketua Organisasi Santri) merasa harus ikut berkontribusi, demikian sebisa-bisa mungkin jika ada waktu kosong barulah dia bisa mengerjakan orderan.

Untuk pengerjaan desain kaligrafi membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai 2 jam, itu pun tergantung dari kerumitan desain dan menyesuaikan waktu yang dimiliki Rizqi.

Rizqi harus menyesuaikan dengan kesibukkan lainnya, jika dirinya sedang sibuk rata-rata pengerjaan bisa tertunda 2 sampai 3 hari atau bahkan paling lama 1 minggu.

"Itu juga kendalanya, kadang kalau orderan banyak tapi enggak kehendel. Makanya sekarang pesanan disesuaikan dengan kemampuan dan jadwal kegiatan," ujar Rizqi.

Walaupun pembuatan kaligrafi dilakukannya secara digital melalui aplikasi khusus di laptopnnya, namun tetap saja untuk mendesain satu bingkai atau pigura kaligrafi dibutuhkan ketelatenan dan ketekunan.

Liburan Sambil Manjakan Anak? Yuk ke Baby & Kids Expo 2018 di Graha Siliwangi Bandung

Rizqi mengatakan mendesain kaligrafi dibutuhkan kesabaran karena rumit, menyusun per kata, penambahan harokat satu per satu, belum lagi hiasan-hiasan lainnya yang perlu ditambahkan.

Karenanya desain kaligrafi yang dibuatnya dapat disesuaikan dengan keinginan kostumer.

Rata-rata keinginan pemesan  tergantung kebutuhannya untuk moment tertentu seperti kado-kado nikahan, wisuda, perayaan ulang tahun dan sebagainya.

"Kebanyakan yang pesan pigura kaligrafi costume nama, kado wisuda dan kado nikahan, kami juga menyediakan kaligrafi diambil dari ayat-ayat Alquran, Hadist dan Doa-doa, kata-kata mutiata juga bisa," ujar Rizqi.

Satu pigura kaligrafi dia bandrol Rp 75.000 untuk ukuran A4, sedangkan untuk
ukuran A3 dibandrol Rp 150.000.

Ada kaligrafi yang dicetak langsung pada kayu jati, dibandrol Rp 500.000 dengan ukuran 80 cm × 60 cm.

Dia mengatakan pemesanannya sudah sampai ke Aceh, Sulawesi, dan kebanyakan dari Jabodetabek dan Bandung.

Dia mengaku jika promosinya sedang ramai, omset kotor bisa sampai Rp 6 jutaan. Tapi jika promosi sedang kendor tergantung dalam seminggu Rp 500.000 atau satu bulan sekitar Rp 2 jutaan.

Dia menganggap dari insiden itulah dia menemukan hikmah memiliki bisnis, terlebih karena bermula dari kepepet harus mengganti uang santri akibat kelalaiannya.

Detik-detik Bus Masuk Jurang di Sukabumi, Korban Tewas Bergelimpangan Ditutup Daun Pisang

Dari penghasilannya itu, dia mengatakan dapat memenuhi kebutuhan kuliah dan keperluan sehari-hari dirinya.

Rizqi sudah jarang meminta dan menerima uang dari orangtuanya.
Biaya kuliah pun telah dibiayai oleh pondok pesantren tempat dirinya tinggal, karena Rizki diberi kepercayaan untuk mengajar Kitab Kuning kepada teman-teman mahasiswa lainnya.

"Karena itu saya pernah bilang ke orangtua untuk tidak mengirim uang, kecuali jika saya sedang membutuhkan. Tapi sejauh ini alhamdulillah jarang," ujarnya.

Rizqi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya laki-laki bernama Jajat Rohmana dan adiknya perempuan bernama Nisa Nurul Akmali.

Cara Pakai WhatsApp Gratis Bebas Kuota Internet Setiap Hari, Data Internet Tak Akan Boros

Sejak SMP Rizqi telah kehilangan sosok ayah, tulang punggung keluarga.

Dulu ayahnya (alm Cecep) berprofesi sebagai penjahit, yang kini usaha dan profesi itu dilanjutkan oleh ibunya Rohani di Lembang.

Terlebih karena sudah tidak ada sosok pengganti ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, dia mengaku berpikir untuk bisa lebih mandiri.

"Mungkin disitu juga saya berpikir, seorang ibu ada keterbatasan jadi saya berusaha untuk membuatnya tidak terlalu terbebani, namum justru saya yang sekarang bertanggung jawab," ujarnya.

Dua Pemuda Tanggung Disergap Polisi, Mau Edarkan Ribuan Butir Obat Terlarang

Meskipun dia anak kedua dari bertiga bersaudara, masih ada sosok kakak laki-laki, namun tetap saja dirinya sebagai seorang laki-laki merasa ikut bertanggung jawab bersama kakaknya, paling tidak untuk mengurangi beban ibunya yang masih menyekolahkan adik perempuannya yang sekarang MTS.

Adapun harapannya setelah menyelesaikan pendidikannya, dia berharap istiqomah menjalankan bisnis, sudah bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, dan ingin membangun outlet bisnisnya tersebut.

Rizqi mengaku termotivasi berusaha agar dapat bermanfaat untuk orang lain, dia berharap bisa memberdayakan yang lain mahasiswa yang senasib, yang pernah mengalami kekurangan uang, dan jauh dari orangtua, untuk ikut bergabung membangun usaha bersamanya.

Rencananya Rizqi mengaku ingin membuat tim, dia sedang membutuhkan admin dan desainer graphic, dan berharap dapat menambah reseller.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved