Pilpres 2019

3 Alasan Sangat Penting Din Syamsuddin Menolak Tawaran jadi Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin

Din Syamsuddin yang menjabat Ketua Dewan Pertimbangan MUI, mengakui mendapatkan tawaran Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Tokoh nasional Din Syamsuddin mengikuti jejak Mahfud MD, menolak tawaran menjadi bagian tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin, di Pilpres 2019.

Din Syamsudin yang menjabat Ketua Dewan Pertimbangan MUI, mengakui mendapatkan tawaran Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

Namun yang menawarkan jabatan itu bukan Jokowi atau Ma'ruf Amin secara langsung, melainkan melalui utusan.

Orang yang diutus Jokowi adalah Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki dan Staf Kepresidenan Siti Ruhaini Dzuhayatin.

Tawaran itu datang tiga hari sebelum nama-nama tim struktur tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf Amin diserahkan ke KPU.

Beberapa Hari Jadi Karyawan, Pria Ini Otaki Pencurian di Bekas Tempat Kerja dan Lukai Mantan Bosnya

"Kata mereka (Teten dan Ruhaini) membawa pesan presiden ingin dijadikan Ketua Timses Nasional. Namun saya belum percaya kalau Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya. Makanya saya tak jawab waktu itu," ujar Din di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Apa yang melandasi Din Syamsudin menolak tawaran yang oleh kebanyakan orang justru jari rebutan?

Ada 3 alasan, mengapa Din Syamsuddin menolak jadi juru kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin.

1. Din Syamsudin merupakan Mantan Ketua Umum Muhammadiyah.

Dia kini juga masih dalam kepengurusan Muhamadiyah. Din tak mau organisasinya terlibat dalam dukung mendukung Pilpres 2019.

"Sekarang masih mempunyai jabatan sebagai ketua ranting saya harus menegakkan organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik kekuasaan. maka tidak terlibat dalam dukung mendukung kubu manapun," jelas Din.

Kementerian Keuangan Setujui Usulan Bonus dan Nilainya untuk Peraih Medali Asian Games 2018

2. Din Syamsudin juga memiliki jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antarnegara dan Peradaban (UKP-DKAAP), organisasi yang dibentuk pada masa Pemerintahan Jokowi-JK.

"Saya harus menjaga juga keseimbangan antara kawan-kawan yang berada di organisasi saya," sambung Din.

3. Din mengatakan dirinya merupakan Pegawai Negeri Sipil sebagai dosen dan guru besar di UIN Jakarta.

"Alasan penting saya ini PNS, tidak boleh ikut politik kekuasaan. Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS tidak boleh, lebih bagus begini saja," ujar Din.

Lepas dari Jabatan Ketua, Maruf Amin Tetap di MUI, Kemungkinan Akan Memegang Peranan Ini

Sebelumnya Prof Mahfud MD juga mendapatkan tawaran untuk menjadi juru kampanye nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Tawaran itu ia tolak karena dirinya harus bersikap netral.

Kiper Persib Bandung Dipanggil Timnas U-19 Indonesia, Anwar Sanusi Ungkap Kelemahan Pemain Muda

Sikap itu diambil karena Mahfud MD menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Saya tidak bisa menjadi ketua timses karena saya berada di BPIP," kata Mahfud ditemui seusai memberikan pembekalan kepada caleg Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved