Harga Telur Ayam Mahal Banget, Warga di Cimahi Pun Memilih Membeli Telur Ayam Pecah, Lebih Murah
Padahal biasanya, telur pecah itu hanya dicari oleh para pengusaha warung makan, pedagang nasi kuning, atau nasi padang.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Harga telur ayam yang melonjak tinggi belakangan ini, membuat sejumlah warga Kota Cimahi memilih membeli telur ayam pecah yang harganya murah.
Menurut pantauan Tribun Jabar di Pasar Atas Baru Cimahi, Rabu (18/7/2018) siang, aktivitas jual beli telur ayam di pasar ini sangat sepi.
Pengunjung yang datang ke pasar ini hanya mencari telur ayam pecah karena harganya lebih murah. Telur ayam pecah yang dijajakan di pasar ini pun tinggal sedikit, sebagian besar telah ludes terjual di pagi hari.
• Cara Agar Gambar atau Video dari WhatsApp Tak Tersimpan Secara Otomatis, Biar Memori HP Tak Penuh!
Padahal biasanya, telurayam pecah itu hanya dicari oleh para pengusaha warung makan, pedagang nasi kuning, atau nasi padang.
Seorang pedagang telur di Pasar Atas Baru Cimahi, Fariz Supriadi (39), mengatakan, setelah adanya kenaikan harga telur ayam, telur ayam pecah pun banyak dicari oleh warga Cimahi.
Bek Sriwijaya FC Mantap Ingin ke Persib Bandung https://t.co/Ddx4NNJ0jZ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 18, 2018
"Padahal biasanya hanya diminati oleh pengusaha rumah makan saja dan ini juga udah habis dari pagi tadi," ujar Fariz saat ditemui di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Rabu, (18/7/18).
Menurut Fariz warga banyak yang memburu telur ayam pecah karena harga telur ayam sangat mahal mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
"Padahal sebelumnya di Pasar Atas Baru harga telur hanya Rp 23. 000 per kilogram," katanya.
Menurut Fariz, telur ayam pecah dijual per butir. Satu butirnya Rp 1.250.
Ajo Ramdani (40) pedang telur lainnya, mengaku mengalami penurunan penjulan akibat kenaikan harga telur ini, penurunan mencapai hingga 50 persen.
Waktu dan Lokasi Saksikan Blood Moon 28 Juli 2018, Kamu Bisa Lihat di Seluruh Indonesia https://t.co/0llRUOtqAf
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 18, 2018
Padahal biasanya ia bisa menjual 60 kilogram per hari, tetapi saat ini ia mengaku hanya mampu menjual 30 kilogram per hari.
"Sekarang ini harga telur lagi mahal, jadi penjualan juga menurun karena banyak yang memilih telur ayam pecah," katanya.
