Ramadan Berkah

Kisah Yadi Supriadi, Pembunuh Bayaran yang Akhirnya Total Berhijrah Setelah Mengaji di Majelis Tato

Di situ saya perang batin. Saya menganggap Allah tidak adil dan sayang sama saya. Saya pun memutuskan untuk kembali ke dunia malam

Penulis: Cipta Permana | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Cipta Permana
Yadi Supriyadi, kini bertaubat dan taat dalam beragama. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Bertekad untuk mengubah nasib, Yadi Supriyadi merantau ke Cirebon dan menjalani profesinya sebagai pembunuh bayaran.

Saat itu usianya masih 20-an tahun. Baru setahunan ini, ayah satu anak itu benar-benar berubah.

Kiprah Yadi sebagai pembunuh bayaran dimulai saat ia bergabung dengan tim pengawal pribadi seorang pengusaha kaya yang tinggal di Cirebon.

Pekerjaan membunuh dilakukan Yadi bersama timnya atas perintah pengusaha tersebut. Namun, Yadi menolak menceritakan berapa kali ia terlibat pembunuhan.

Berprofesi sebagai pengawal pribadi sekaligus pembunuh bayaran membuat Yadi akrab dengan dunia malam.


Minum minuman keras dan bermain perempuan nakal menjadi kesehariannya. Hingga suatu saat pada tahun 1998, seseorang, entah kenapa mulai menyadarkannya.

Peristiwanya, menurut Yadi, terjadi ketika ia mendapat tugas untuk membunuh seseorang di Kabupaten Garut. Selama empat hari Yadi mencari-cari targetnya di kota itu, tapi tak berhasil.

Alih-alih berhasil, Yadi justru bertemu dengan seseorang yang kemudian mengajaknya menemui seorang ajengan di salah satu pesantren di kota itu.

Baca: Sopir Truk Pengangkut Pasir dari Proyek Embung Gedebage Lakukan Ini agar Tak Mengganggu Tarawih

"Waktu itu, selain memandikan dan mendoakan saya, ustaz di pesantren itu juga mendoakan saya. Ia juga meminta saya segera meninggalkan pekerjaan membunuh itu atau saya bakal mati dalam kondisi yang mengenaskan," ujar Yadi, yang tahun ini genap berusia 42 tahun, melalui sambungan telepon, Rabu (16/5).

Yadi mengatakan, ucapan ustaz di Garut itu sungguh menggetarkan hatinya. Itu pulalah yang kemudian membuatnya memutuskan untuk tak jadi membunuh targetnya. Ia pun pulang ke Cirebon berbekal laporan palsu bahwa "tugas" sudah ia laksanakan.

Meski tak mudah melakukannya, sejak saat itu, pria kelahiran Bandung ini perlahan-lahan menjaga jarak dengan kelompoknya, sebelum akhirnya melarikan diri karena tak mau lagi terlibat dengan pembunuhan.

Ia berpindah-pindah tempat agar tidak terlacak oleh kelompok dan bosnya.

Baca: Ingat Sumanto ? Ini yang Dilakukannya Selama Bulan Puasa, Masih Bikin Onar ?

"Sebab, bagaimanapun, saya memegang rahasia mereka. Alhamdulillah, mungkin Allah masih sayang, jarak beberapa tahun saya balik lagi ke Cirebon untuk melihat kondisi dan situasi, ternyata sudah tidak ada lagi yang mencari saya," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved