Komunitas 1.000 Guru Miris Lihat Keadaan SDN Legok Pego, Murid-murid Hingga 3 Jam ke Sekolah
Regina Ariefenty (25) berbagi pengalaman yang yang paling diingatnya selama menjalankan program Traveling and Teaching (TNT).
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Film di televisi seringkali menggambarkan keadaan sekolah yang megah dan luas dan muridnya berangkat sekolah menggunakan mobil diantar oleh sopir.
Di media sosial, seringkali kita melihat anak sekolah yang nongkrong di kafe setelah pulang sekolah.
Bagi sebagian masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan, melihat keadaan ini tentu merasa hidup ini tidak adil.
Di acara inspiring talkshow Indonesia Hijabfest, Komunitas 1.000 Guru tampak hadir dan berbagi pengalamannya yang paling menarik.
5 Fakta tentang Bayi Kembar Siam Asal Subang yang Dirawat di RSHS Bandung https://t.co/EuA7fb8v5Z via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 2, 2018
Humas komunitas 1.000 guru, Mutiara Tsarief (29) dan tim media sosial, Regina Ariefenty (25) berbagi pengalaman yang yang paling diingatnya selama menjalankan program Traveling and Teaching (TNT).
Mutiara mengatakan pengalaman ketika TNT ke SDN Legok Pego, Kampung Nagrek, Desa Drawati, Paseh, Kabupaten Bandung adalah hal yang paling berkesan.
"Sekolah tersebut adalah satu-satunya sekolah disana dan baru dibentuk tahun 2011, bersamaan dengan akses listrik dan air bersih masuk desa," ujar Mutiara di Sabuga Jalan Taman Sari No 73, Rabu (2/5/2018).
Mutiara mengatakan wilayah ini termasuk kedalam kategori daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), jauh dari keramaian dan perkotaan.
Baca: Gelandang Liverpool Sebut The Reds Harus Tampil Lebih Berani di Markas AS Roma
Tidak ada sekolah lanjutan seperti SMP dan SMA, bahkan anak-anak SD harus menempuh waktu dua hingga tiga jam untuk ke sekolah.
Hal yang membuat miris adalah, warga tersebut masih banyak yang buta huruf dan sebagian murid tidak memiliki seragam sekolah.
"Di sana ada 9 guru, kepala sekolahnya seorang PNS dan sisanya adalah guru honorer dan guru cabutan yang membantu mengajar," ujar Regina.
Disebut Bangkrut, Ternyata Ahmad Dhani Masih Tajir, Punya 'Istana' dan Vila di Puncak https://t.co/qaz8xFZd7R via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 2, 2018
