Kisah Rohimah sang Penipu Ulung dari Cililin, Pernah Akui Mayat Tragedi Bintaro Sebagai Suaminya
Mereka cuma tahu Rohimah ditangkap polisi. Tapi apa sebabnya ia ditahan, keluarganya pun tak tahu-menahu.
Dari rekan sekerjanya, Nuriah (60), diperoleh keterangan bahwa ia cuma 1,5 bulan bekerja di situ dan dikenal sebagai buruh yang berani melawan mandor.
Baca: Gara-gara Handphone Jatuh ke Septic Tank, Wanita Ini Harus Kehilangan Suami dan Ibunya
"Eli tak pernah cerita apa-apa tentang keluarga atau kesulitan ekonominya," tambah Nuriah.
Sementara pemilik warung tempat langganannya makan siang dekat tempat kerjanya menyebutkan, Rohimah alias Eli meninggalkan hutang sebesar Rp 1.500.
"Eli keliahatannya pendiam. Kalau makan siang di sini biasa menghabiskan Rp 250. Bayarnya sekali seminggu kalau gajian saja," tambah si pemilik warung.
Di konfeksi itu, Rohimah menerima bayaran Rp 30.000-Rp 50.000 per bulan.
Di kampung halamannya, ia dikenal dengan nama Saadah. Di sana ia pernah menjadi guru agama di SD Batujajar. Tapi cuma sebentar.
"Ia keluar setelah terbukti melakukan pemotongan uang pensiun para guru SD di tempat kerjanya," kata H. Masud, seorang kerabat Rohimah yang juga pernah menjadi teman Rohimah semasa SD.
Malu
Selama menetap di Jakarta setelah menikah dengan Endang Supriatna (40), ia hanya sekali pulang ke Karang Anyar.
Pernikahannya dengan suami keenamnya itu berlangsung hanya sehari setelah perkawinan anak sulungnya.
Baik orang tua maupun anak- anaknya, tak tahu banyak tentang kehidupan Rohimah di Jakarta.
"Saya tak pernah mengunjungi Saadah karena ia tak pernah meninggalkan alamat," kata ayahnya.
Baca: LIVE STREAMING RCTI Timnas U-23 Indonesia vs Korea Utara di Anniversary Cup, Nanti Malam
Selama ini, kisah orang tuanya, Rohimah tak pernah mengeluh soal kesulitan ekonomi maupun banyaknya utang yang harus dibayarnya.