Cerita 'Ayam Kampus' Terjerat Dunia Prostitusi, Awalnya Kepepet Setelah Itu Menikmati

Siapa nyana, mahasiswa semester empat sebuah kampus swasta di Semarang itu bisa menjadi partner ‎merengguk birahi.

Editor: Ravianto
Ilustrasi ayam kampus dan prostitusi 

Wanita kelahiran 1991 itu mengaku termasuk tipe selektif. Ia pun tidak terang-terangan menjual diri (open BO).

"Kalau saya tidak pernah menerima BO, dan memang nggak mau, karena takut sakit (tertular penyakit kelamin), dan khawatir kalau BO nanti banyak orang yang kenal dan mereka memandang saya rendah," imbuhnya.

Pelanggan Tetap
Selain itu, Cinta menuturkan, sebisa mungkin perkenalan pertama itu berlanjut menjadi pelanggan tetap.

Lebih tepatnya, ia lebih nyaman menjadi pacar simpanan dibandingkan dengan ayam kampus yang terang-terangan open BO.

Alasannya, karena tak perlu ganti-ganti pasangan yang dikhawatirkan membuat identitasnya cepat terbongkar.

Pertimbangan lain, ia merasa pundi-pundi uang yang didapat jauh lebih besar.

"Jadi kalau butuh uang tinggal minta, nggak perlu berhubungan seksual dengan beberapa pria (untuk mendapatkan jumlah tertentu)," tandasnya.

Tak hanya satu orang, Cinta mengungkapkan, kini ada dua pria beristri yang menjadi pelanggan tetapnya.

Mereka berprofesi sebagai pengusaha yang tinggal di Surabaya dan Semarang.

Keduanya pun tidak saling mengenal satu sama lain, dan ia menjaga kerahasiaan itu.

Dengan menjadi simpanan, Cinta merasa 'diopeni' dan serba kecukupan, khususnya dari segi financial.

Setiap kali bertemu, ia diberi uang minimal Rp 1 juta dan paling banyak Rp 6 juta sekali kencan.

"Model transaksi, kalau ketemu pasti kasih, minimal Rp 1 juta-Rp 2 juta. Kadang tidak ketemu pun tiba-tiba ditransfer uang tanpa saya minta," imbuhnya.

Cinta tidak memungkiri alasan dirinya mau menjadi wanita simpanan untuk membeli sejumlah barang, atau dengan kata lain agar bisa mempunyai segala benda branded dan up to date.

"Kalau yang di Surabaya ditawari pengen belanja apa, paling biasanya baju, kalau handphone belum. Pelan-pelan saja, biar tidak terlalu kelihatan moroti, pura-pura sayang," ucapnya seraya tertawa.

Uang yang diperolehnya sebagai ayam kampus simpanan itu tidak dipakai untuk biaya kuliah, karena ia masih mendapatkannya dari orangtua.

Selain itu, Cinta juga takut orangtuanya curiga jika tidak lagi meminta uang saku untuk kebutuhan pendidikan dan hidupnya di Semarang. (tim)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved