Hebat! Koperasi Ini Ubah Sampah Jadi BBM yang Hampir Setara Premium, Bisa untuk Motor

Saat pertama dicoba dinyalakan sama api, ternyata bisa. Mulai dari situ kami terus melakukan riset

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Firman Wijaksana
Sejumlah perwakilan desa di Kecamatan Wanaraja melihat alat penyulingan sampah plastik menjadi minyak di Koperasi Dangiang, Kampung Cikole, Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Kamis (14/12/2017). Hasil pengolahan sampah plastik menjadi minyak dan diklaim setara dengan premium. 

"Saat pertama dicoba dinyalakan sama api, ternyata bisa. Mulai dari situ kami terus melakukan riset dan minyak yang dihasilkan hampir setara premium," ucapnya.

Menurutnya, sampah plastik dibuat dari bahan baku alam. Solusi untuk penanganan sampah plastik pun bisa dicari. Dari sampah yang tak berguna, ternyata malah menghasilkan minyak.

BBM dari sampah plastik juga sudah diuji coba ke kendaraan bermotor. Hasilnya sepeda motor bisa digunakan dan tak ada masalah seperti memakai bahan bakar premium.


"Awalnya sih minyak itu untuk kebutuhan pribadi. Kami butuh bahan bakar untuk membuat pupuk organik. Lama kelamaan, akhirnya kami coba ke pedagang nasi goreng dan tukang ojeg pengangkut batu bata," katanya.

Dari sisa pembakaran sampah plastik pun tak ada yang terbuang. Fajar menyebut dari 25 kilogram sampah yang dibakar, akan tersisa satu kilogram. Sisanya itu diklaim Fajar bisa menjadi bahan aspal.

"Selain bahan aspal juga jadi briket. Briket ini kami pakai lagi untuk bahan membakar sampah plastik. Jadi tidak ada yang terbuang," ucapnya.

Saat ini Koperasi Dangiang baru mampu membakar satu kuintal sampah plastik.

Baca: Waduh! Kediaman Pelatih PSG Kemalingan, Banyak Barang Berharga Raib

Dari jumlah tersebut, bisa menghasilkan 60 sampai 70 liter minyak. Saat ini BBM tersebut dijual seharga Rp 7 ribu per liter.

"Tiap teknologi yang ada di bengkel kerja ini kami buat sendiri. Tak ada bantuan dari pemerintah. Padahal ini bisa jadi solusi yang tepat untuk mengatasi sampah. Ketimbang membuang sampah ke TPA," katanya.

Fajar mengaku Koperasi Dangiang masih terkendala masalah lahan untuk tempat penyimpanan sampah plastik. Selain itu alat penyulingan pun baru berkapasitas satu kuintal.


Padahal produksi sampah yang bisa dibakar bisa lebih dari satu ton jika mempunyai alat yang besar.

Pihaknya masih terkendala masalah biaya untuk mendapatkan alat yang besar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved