Sorot
Terminal Ledeng
KAPOLDA merasa terminal menjadi biang kemacetan di kawasan itu setelah melakukan peninjauan bersama Kapolrestabes Bandung...
Penulis: Januar Pribadi Hamel | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Oleh Januar Pribadi Hamel, Wartawan Tribun Jabar
WACANA pemindahan Terminal Ledeng kembali mencuat. Terminal di Jalan Setiabudi itu dianggap menjadi biang kemacetan arus lalu lintas di kawasan tersebut.
Banyaknya angkutan yang ngetem sembarangan di luar terminal diduga menjadi penyebabnya.
Terminal ini pun dianggap sudah tidak memadai karena lahannya tak bisa menampung angkutan yang transit di sana.
Usul tersebut muncul dari Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto.
Kapolda merasa terminal menjadi biang kemacetan di kawasan itu setelah melakukan peninjauan bersama Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo.
Usulan Kapolda kemudian ditanggapi berbagai pihak. Tapi sepertinya akan sulit terlaksana karena terbentur lahan untuk terminal yang baru.
Pada 1997 rencana pemindahan Terminal Ledeng pernah mengemuka.
Tadinya terminal kategori B ini akan dipindahkan ke batas kota.
Namun, dua puluh tahun sudah rencana tersebut dibuat hingga sekarang rencana itu tak pernah terlaksana.
Terminal Ledeng yang ada sejak 1978 memang melebihi kapasitas.
Para sopir angkot yang biasa transit di sana sangat merasakan itu.
Namun mereka berharap solusinya bukan memindahkan terminal melainkan diperluas hingga dua atau tiga kali lipat dari luas sekarang.
Angkutan yang transit di Terminal Ledeng, terdapat lima trayek, yakni tiga trayek angkutan umum (angkot), satu elf, dan satu bus kota.
Ketiga trayek angkot adalah CicaheumªLedeng, Kalapa-Ledeng, dan Margahayu-Ledeng. Kemudian, trayek elf ialah Bandung (Ledeng)-Subang, dan bus kota Leuwipanjang-Ledeng.