Inilah Tiga Kriteria Pasien yang Diutamakan dalam Program Layad Rawat

Laporan wartawan Tribun Jabar, Isal Mawardi

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Semenjak di-launching hari Rabu (26/7/2017), program Layad Rawat memperoleh euforia yang meriah dari warga Bandung.

Terdapat lebih dari 200 panggilan via telepon setiap harinya dari warga Bandung kepada Bandung Emergency Service (119) untuk pelayanan program Layad Rawat.

Namun ada 3 kriteria yang diutamakan untuk dilayani sesuai aturan program Layad Rawat.

"Warga miskin, warga yang kesulitan mengakses fasilitas kesahatan atau karena transportasi, warga yang kesulitan mobilitas (disabel, lansia)," ujar Uray Aldo Juviar, Staff Dokter Dinas UPT Pelayanan Kesehatan Mobilitas, UPT Yankesmob, Minggu (30/7/2017).

Ia menjelaskan semua panggilan telepon akan disaring terlebih dahulu.

Punya Utang Rp 49 Miliar, Nggak Disangka-sangka Wanita 59 Tahun Rela Ubah Wajahnya Lewat cara Ini https://t.co/4Y3Bq2FZOi via @tribunjabar

— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 30, 2017

Jika kondisinya emergency (segera membutuhkan pertolongan), maka tim Layad Rawat akan mengunjungi rumah pasien menggunakan motor ambulans atau mobil ambulans.

Jika kondisi pasien non-emergency (tidak gawat), maka pasien akan disaring dengan tiga kriteria yang diutamakan untuk dilayani.

Tiga kriteria tersebut yakni warga miskin, warga yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan atau karena transportasi, dan warga yang kesulitan mobilitas (disabel, lansia).

1590 petugas kesehatan Layad Rawat sudah disebar ke 30 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas yang tersebar di Kota Bandung.

Diantaranya 87 dokter, 180 perawat,180 bidan dan beberapa tenaga gizi juga petugas kesehatan.

Teknisnya, ketika masyarakat menelpon 119, Bandung Emergency Service akan menghubungi UPT Puskesmas terdekat agar petugas kesehatan datang ke rumah pasien.