Pasar Kiaracondong

Kisah Tentang Pasar Kiaracondong Bandung yang Semrawut Luar Dalam

Jalur jalannya macet, sampah berserakan, kendaraan roda empat maupun dua berhenti seenaknya.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Yongky Yulius
Pasar Kiaracondong, Kamis (20/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pasar Kiaracondong merupakan pasar tradisional di Kota Bandung yang rencananya akan direnovasi oleh Pemkot Bandung pada 2017, bersamaan dengan Pasar Cihaurgeulis dan Pasar Palasari.

Pasar Kiaracondong berada di Jalan Kiaracondong, tepat di samping bawah Jalan Layang Kiaracondong dan berjarak sekitar 100 meter arah selatan Stasiun Kereta Api Kiaracondong.

Baca: Soal Pesangon dan Pengganti Djanur di Persib, Umuh Bilang Begini

Jadi untuk menuju Pasar Kiaracondong, Anda harus melintasi jalan yang berada di bawah Jalan Layang Kiaracondong.

Sebagai informasi, ruas Jalan Kiaracondong terbagi dua lajur dipisahkan tiang penyangga Jalan Layang Kiaracondong.

⁠⁠⁠⁠⁠

Ketika Tribun Jabar menyambangi Pasar Kiaracondong, Kamis (20/7/2017) siang, suasana di sekitar maupun di dalam pasar itu sangat semrawut.

Jalur jalannya macet, sampah berserakan, kendaraan roda empat maupun dua berhenti seenaknya.

Kemacetan semakin menjadi-jadi karena tepat di depan pasar itu, angkutan kota (Angkot) ngetem mencari penumpang.

Pasar Kiaracondong, Kamis (20/7/2017).
Pasar Kiaracondong, Kamis (20/7/2017). (Tribunjabar/Yongky Yulius)
Rencana Desain Baru Pasar Kiaracondong
Rencana Desain Baru Pasar Kiaracondong (Facebook Ridwan Kamil)

Ruang publik di sini juga sangat sempit karena seluruh trotoar jalan dikuasai para pedagang kaki lima (PKL), bahkan di depan Pasar Kiaracondong trotoar justru dipakai tempat parkir sepeda motor.

Di halaman pasar yang seharusnya menjadi tempat parkir, malah dipakai para pedagang untuk berjualan.

Baca: Sidang Perceraian Gracia Indri Dan David Noah Ditunda

Sementara di dalam bangunan pasar, justru masih banyak kios yang tidak terpakai.

Kondisi bangunan pasar pun tidak terawat, kotor, dan kumuh.

Lantainya banyak yang rusak dan bercampur tanah. Jika hujan turun, lantainya seperti lumpur. Langit-langitnya pun kotor penuh debu tebal.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved