Menolak Ojek Online
Organda Garut Ancam Aksi Lebih Besar Jika Pemkab Tak Menanggapi
Aksi mogok para sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Garut menjadi sinyal agar Pemkab Garut . . .
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.CO.ID, GARUT - Aksi mogok para sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Garut menjadi sinyal agar Pemkab Garut menolak kehadiran ojek online.
Mereka khawatir keberadaan ojek online merugikan angkot yang sudah memiliki trayek resmi.
Sekretaris Organda Garut, Yudi Nurcahyadi, mengatakan para sopir kecewa karena mendengar informasi keberadaan ojek online di Garut.
Apalagi kemarin ratusan orang berkumpul di Gedung KNPI untuk mendaftar menjadi sopir ojek online.
Baca: Axel Matthew Thomas Mengalami Trauma Akibat Penganiayaan
"Rencana ojek online jelas ditolak para sopir angkot. Tentunya akan mengancam keberadaan pengusaha dan sopir angkot," kata Yudi, Selasa (18/7/2017).
Menurutnya, para pengusaha angkot akan merugi jika ada ojek online.
Lupa Masih Pakai Celana Dalam Bisa Bergetar saat Ketemu Calon Mertua,Wanita ini Panik Setengah Mati https://t.co/bGvU2U5wVm via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 18, 2017
Hal itu akan mengurangi jumlah penumpang angkot.
"Pengusaha dan Organda sepakat menolak keberadaan ojek online. Disinyalir aktivitas mereka kemarin tak mengantongi izin," ucapnya.
Jika tak ada respon dari Pemkan Garut terkait aspirasi para sopir, lanjut dia, pihaknya akan kembali melakukan aksi mogok dengan jumlah yang lebih besar.
"Kalau enggak ada tanggapan aksi hari ini, nanti Kamis kami akan kembali demo. Bukan hanya angkot, angkutan lainnya seperti becak, ojek pangkalan, delman, dan elf juga akan turun," ujarnya. (*)
