PPDB Kota Bandung

Ridwan Kamil: PPDB Tahu Ini Lebih Ketat Dibanding Tahun Lalu, Jangan Ada Miskom

"Permasalahan-permasalahan tahun 2016 jangan terulang, semua harus melawan ketidakjujuran, karena kunci PPDB dari dulu sampai sekarang selalu itu teka

Penulis: Tiah SM | Editor: Kisdiantoro
TRIBUN JABAR/TIAH SM
Sosialisasi PPDB di Balai Kota Bandung, Jumat(26/05). 

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta kepada para kepala sekolah, camat, dan lurah untuk mengawal Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2017 di Kota Bandung.

"PPDB tahu ini lebih ketat dibanding tahun lalu," ujar Emil sapaan Ridwan Kaml usai sosialisasi PPDB kepada Camat dan Lurah serta kepala sekolah negeri dan swasta di Balai Kota Bandung," Jumat (26/05).

Menurut Emil, peraturan wali kota soal PPDB sudah ditandatangi dan disosialisasikan dan minta kepada sekda dan kadis pendidikan dam masyarakat harus jadi PPDB yang terbaik.

"Permasalahan-permasalahan tahun 2016 jangan terulang, semua harus melawan ketidakjujuran, karena kunci PPDB dari dulu sampai sekarang selalu itu tekadnya.

Emil juga menegaskan bahwa warga tidak mampu di kota Bandung di jamin sekolahnya oleh Pemkot melalui 20% jatah RMP (rawan melanjutkan pendidikan) jika warga tidak mampu itu kalah bersaing atau tidak masuk karena berlebih kuota pada 20% maka sekolah di swasta pun dibiayai oleh pemerintah.

Emil minta agar dikomunikasikan oleh Disdik ke sekolah swasta, jangan sampai karena ketidaktahuan atau sedikit miskomunikasi anak tidak mampu yang datang ke sekolah swasta ditolak oleh sekolah swastanya, karena miskom kasihan mereka di negeri tidak masuk dan di swasta juga susah.

Eml berharap ombudsman masuk kedalam sistem pengawasan dari awal jangan di akhir supaya bisa memberi masukan.
"Saya juga mohon aparat kepolisian ikut serta di dalam tim pengaduan, jadi kalau ada pengaduan tidak harus menunggu sebab jika anak sudah masuk sekolah kasihan secara mental, mereka tidak tahu apa-apa hanya menjadi korban ambisi orangtuanya," ujar Emil.

Untuk jalur berprestasi bakal dites khusus didepan juri sehingga dia bisa membuktikan prestasinya sesuai yang diklaimnya.

Berbeda dengan dulu kata Emil, hanya mengandalkan sertifikat dari club , sekarang pihaknya tidak langsung percaya.
Menanggapil titipan menurut a Emil, tidak boleh ada maka minta ketegasan dari kadisdik dan lainnya sesuai aturan yang ada terlebih itu masalah klasik, tidak boleh ada IT yang jebol atau lelet sehingga menimbulkan buruk sangka.

"Orang tua juga harus hatam memahami rute-rute pilihan masuknya jangan protes karena tidak baca poin-poin aturannya," ujar Emil. (tsm)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved