Bencana Kekeringan

Dampak Kekeringan, Kabupaten Garut Rugi Rp 40 Miliar

KABUPATEN Garut mengalami kerugian Rp 40 miliar akibat kekeringan yang melanda lahan pertanian selama kemarau ini.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
DOKUMENTASI TRIBUN JABAR
Lahan sawah yang mengalami kekeringan di Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi. (FOTO: TRIBUN JABAR/SYARIF ABDUSSALAM) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - "Kerugiannya mencapai 10 ribu ton padi. Tetapi, angka ini tidak sampai mengganggu angka sasaran produksi. Dampak kekeringan ini baru mempengaruhi 1 persen dari target produksi tahun ini," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut, Tatang Hidayat, Senin (24/8/2015).

Kabupaten Garut mengalami kerugian Rp 40 miliar akibat kekeringan yang melanda lahan pertanian selama kemarau ini.

Diperkirakan, dampak kemarau akan lebih parah karena musim hujan diperkirakan baru datang pada November 2015.

Tatang menyatakan, sampai 24 Agustus 2015, sebanyak 3.067 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan.

Sebanyak 1.067 hektare di antaranya puso atau gagal panen.

Seluas 2.000 hektare lahan pertanian, katanya, mengalami kekeringan dengan intensitas ringan, sedang, dan berat. Musim kemarau ini menyebabkan saluran irigasi desa dan sawah tadah hujan kekurangan air.

Penghitungan kerugian ini, kata Tatang, menunjukkan dampak yang cukup serius akibat kemarau. Kondisi ini mengingatkan pada kekeringan tahun 2003 dan 2004 yang menyebabkan 4.000 hektare sawah kekeringan.

"Kalau kemarau baru berakhir Oktober 2015, artinya masih ada dua bulan lagi. Dampak kekeringan ini diperkirakan akan meluas. Semoga, tidak seperti 2003 dan 2004 yang kekeringannya mencapai 4.000 hektare," kata Tatang.

Kabupaten Garut memproduksi sekitar 1 juta ton gabah kering giling.

Dari angka gabah kering giling yang diproduksi tahun lalu, dihasilkan sekitar 670 ribu ton beras.

2,5 juta warga Kabupaten Garut hanya membutuhkan 370 ribu ton beras per tahun. Jadi, Kabupaten Garut surplus beras sekitar 300 ribu ton. Beras ini dijual keluar Kabupaten Garut.

Jika warga Kabupaten Garut tetap mempertahankan produktivitas beras sampai saat ini sedangkan jumlah penduduk tetap bertambah, katanya, Kabupaten Garut diperkirakan masih surplus beras sampai 15 tahun ke depan. (*)

Apa ancaman nyata bagi produksi beras di Kabupaten Garut, bisa dibaca di edisi cetak Tribun Jabar, Selasa (25/8/2015). Ikuti berita-berita menarik serta perbaharui informasi Anda melalui akun twitter: @tribunjabar dan fan page facebook: tribunjabaronline.  

//

DUH.. HANYA GARA-GARA MENGAWAL PENGANTIN DI KOTA BANDUNG, TIGA MOBIL POLISI NEKAT MELAWAN ARUS.---->...

Posted by Tribun Jabar Online on Sunday, August 23, 2015
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved