Pemprov Optimistis Jabar Bisa Juara Halal Tourism di Indonesia

Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis bisa mempercepat pengembangan pariwisata halal di Jawa Barat.

Tribunjabar/Putri Puspita Nilawati
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik, Ketua umum Badan Perfilaman Chand Parwez, Creative Director Film Art Exhibition 2019 Celerina Judisari 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis bisa mempercepat pengembangan pariwisata halal di Jawa Barat.

Hal ini bisa dilakukan jika seluruh elemen pemerintah yang berkaitan dengan kepariwisataan bersinergi untuk memaksimalkan potensi yang tengah populer tersebut.

Sebelumnya, Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism terbaik dunia pada 2019 sesuai standar Global Muslim Travel Index (GMTI), mengungguli 130 destinasi serupa dari seluruh dunia.

Dalam rinciannya, peringkat terbaik di Indonesia diperoleh Provinsi Nusa Tenggara Barat, disusul Aceh, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Yogyakarta, Jawa Barat, Malang, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Indonesia tercatat mengalami peningkatan peringkat halal tourism secara berjenjang dari ranking 6 pada 2015, ranking 4 di tahun 2016, ranking 3 pada 2017, ranking 2 pada 2018, dan akhirnya Indonesia menduduki peringkat 1 pada 2019.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, Dedi Taufik, mengaku belum puas dengan capaian tersebut untuk Jabar.

Menurutnya, ada sejumlah hal yang menjadi fokus pekerjaan serta pembenahan untuk mencapai peringkat pertama di Indonesia.

"Terutama masalah access, communication, environment, dan services, yang menjadi kriteria acuan standar global MTI," ucapnya di Gedung Sate, Kamis (11/4/2019).

Dedi mengatakan mengenai pembenahan akses, semua berangkat dari rencana induk tentang pengembangan wisata daerah.

Ada lima wilayah yang harus terus dimaksimalkan selain melakukan pengembangan, yaitu Bogor, Sukabumi, Karawang, Metro Bandung, Bandung Raya, dan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan).

Pengembangan Ciayumajakuning pun dilakukan untuk mendongkrak kinerja Bandara Kertajati.

Sektor Parwisata Bandung Belum Optimal, IMA Tawarkan Kerja Sama Promosi

Ia menyebut ada banyak potensi yang bisa digali, seperti wisata alam melalui Kebun Raya Kuningan, pegunungan, laut, pantai, kebudayaan, dan wisata religi.

Semua perencanaan itu, katanya, masih dalam tahap inventarisasi.

Pasalnya, peningkatan amenitas akses harus berkoordinasi secara lintas dinas.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved