'Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Cirebon' Makin Marak dan Mencemaskan

Kampanye Stop Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di Lapangan Pataraksa, Sumber, Kabupaten Cirebon

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Kampanye stop kekerasan terhadap perempuan dan anak di lapangan Pataraksa, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (4/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Hingga Agustus 2018, ada 28 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Cirebon ke Tim Pusat Pengaduan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (TP2P3A).

Tahun sebelumnya, hingga Desember, hanya ada 27 laporan.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Cirebon, Supadi Priatna, mengatakan peningkatan jumlah laporan ini disebabkan dua kemungkinan.

Pertama, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak memang sedang naik. Kemungkinan lain, kesadaran masyarakat untuk melapor yang meningkat.

"Kekerasan terhadap perempuan dan anak memang makin marak dan mencemaskan. Harusnya anak adalah penerus bangsa tapi justru banyak menerima kekerasan dari orang terdekat," kata Supadi dalam sambutannya saat Kampanye Stop Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di Lapangan Pataraksa, Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (4/10/2018).

Istri Pasha Ungu Emosi Suaminya Dituduh Tak Sigap soal Tsunami Palu, Tolonglah Manusiawi Sedikit

Inilah 6 Kehebatan Kopassus di Mata Dunia yang Bikin Militer Negara Lain Kagum

Ketua TP2TP3A yang diwakili oleh Wiwin Rahmat Sutrisno mengatakan, lemahnya pemahaman agama di masyarakat, serta dampak negatif dari teknologi informasi merupakan dua faktor kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Padahal anak punya hak hidup, hak kebebasan pribadi, hak untuk tidak diperbudak, serta banyak lagi. Perlindungan terhadap mereka harus dilakukan secara bersama-sama," katanya.

Menurut Wiwin, upaya untuk menekan kekerasan terhadap anak dan perempuan bisa dengan cara meningkatkan taraf ekonomi.

"Bisa dengan cara menciptakan lingkungan yang ramah. Saya pikir, dengan meningkatnya jumlah laporan, kesadaran masyarakat juga meningkat, sebab kami sudah bentuk gugus tugas di tiap-tiap kecamatan. Seluruh lapisan yang sudah masuk ke TP2P3A sudah kami tindaklanjuti secara optimal," katanya.


Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra, mengatakan upaya kampanye ini merupakan langkah yang strategis untuk mewujudkan perlindungan terhadap perempuan dan anak.

"Perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah urusan wajib pemerintah. Di Kabupaten Cirebon, jumlah warga yang mencapai 2 juta lebih, dengan jumlah anak mencapai 614 ribu atau 29 persen. Jumlah yang cukup signifikan, dan kita harus bersama melindungi mereka," ujarnya.

Ia menambahkan, Kabupaten Cirebon merupakan kantong TKI di Jawa Barat yang juga memicu banyak persoalan sosial.

"Anak yang ditinggal orang tuanya ke luar negeri, kemudian anaknya kadang tak terurus, itu jadi persoalan sosial. Mulai saat ini saya ajak seluruh masyarakat untuk perang terhadap kekerasan perempuan dan anak," kata Sunjaya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved