Tahun Ini, Laporan Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Kota Bandung Meningkat
Sejak 2017 justru banyak laporan soal kekerasan anak, seperti bullying, pemerkosan, sodomi
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Kepala Unit Pelayanan Teknis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (UPT P2TP2A) Kota Bandung, Lenny Herlina, mengatakan laporan kasus kekerasan terhadap anak (KTA) mengalami peningkatan pada tahun 2018.
Pada tahun 2017 hanya ada 65 laporan, pada tahun 2018 berdasarkan rekap data dari Januari-Juli, ada sekitar 71 laporan.
"Sebelum 2017 laporan terbanyak itu adalah kekerasan dalam rumah tangga. Sejak 2017 justru banyak laporan soal kekerasan anak, seperti bullying, pemerkosan, sodomi, jadi memang meningkat di tahun ini," ujarnya saat ditemui Tribun Jabar di kantornya, Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung, Selasa (4/9/2018).
Lenny Herlina menjelaskan, peningkatan laporan itu menandai adanya keberhasilan upaya pencegahan kekerasan terhadap anak dari berbagai pihak.
• Berselisih saat Minum Miras, Guru SD Tewas di Tangan Penjaga Kafe Remang-remang
• Dedi Mulyadi Sebut Penolakan terhadap Ustaz Abdul Somad Merupakan Ironi di Negara Demokrasi
Hasilnya, lama-kelamaan masyarakat sadar dan melaporkan kasus kekerasan terhadap anak kepada pihak berwenang.
"Yang namanya tindak kekerasan (terhadap anak) itu seperti gunung es, di atas itu tampak sedikit tapi yang belum ketahuan mungkin masih banyak," katanya.
Upaya pencegahan, lanjut Lenny, adalah tugas banyak pihak.
Penanganan hanya bisa dilakukan oleh beberapa lembaga tertentu, satu di antaranya adalah UPT P2TP2A.
"Kalau tahun lalu memang kami juga tugasnya melakukan pencegahan tapi karena sekarang banyak dan meningkat laporan, kami jadi hanya melakukan penanganan," katanya. (*)