Kebakaran Meningkat dari Ramadan Tahun Kemarin, Kepala DKPB Berikan Imbauan Ini

Jumlah kejadian kebakaran di wilayah Bandung pada bulan Ramadan kali ini meningkat dibanding Ramadan tahun kemarin.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Daniel Andreand Damanik
Kadiskar PB Kota Bandung, Ferdi Ligaswara saat berada di lokasi kebakaran di Jl Terusan Jamika, Kota Bandung , Senin (04/6/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -  Jumlah kejadian kebakaran di wilayah Bandung pada bulan Ramadan kali ini meningkat dibanding Ramadan tahun kemarin.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung, Ferdy Ligaswara, mengatakan, sampai hari ke-20 bulan Ramadan ini, sudah ada 18 kali kejadian kebakaran.

"Sampai saat ini ada 18 kali kejadian kebakaran. Artinya (kalau dirata-ratakan) hampir tiap hari. (Ramadan) tahun kemarin, selama 30 hari hanya ada 14 kali kejadian kebakaran," ujarnya saat ditemui Tribun Jabar di kantornya, Jl. Sukabumi Nomor 17, Kota Bandung, Selasa (5/6/2018).


Menurut Ferdy, meningkatnya jumlah kejadian kebakaran pada tahun ini disebabkan oleh suhu yang relatif panas.

Ramadan tahun kemarin, ujarnya, sering diselingi oleh guyuran hujan.

"Secara tren jelas berbeda, dari kuantitas. (Ramadan) kemarin musim hujan, jadi kebakaran kurang, banjir dan longsor yang banyak. Kalau Ramadan sekarang, banjir dan longsor tidak ada, kebakaran yang banyak," kata Ferdy.

Meningkatnya kejadian kebakaran kali ini pun menjadi perhatian pihak DKPB.

Baca: Aduh, Masih Banyak OPD Tak Berpartipasi dalam Program Tasik Bersedekah!

Dikatakan Ferdy, masyarakat harus semakin meningkatkan kewaspadaannya.

"Mengimbau kepada masyarakat lebih hati-hati. Saat ini intensitas penggunaan listrik bertambah, aktivitas di dapur bertambah, seringkali lupa mematikan kompor. Ini juga jadi salah satu penyebab," ujarnya.

"(Masyarakat diimbau untuk) mematikan listrik yang tidak perlu. Matikan kompor gas jika tidak digunakan."

Ferdy juga mengimbau aparat kewilayahan untuk menggerakkan RT, RW, dan masyarakatnya agar mengalokasikan dana membeli alat pemadam api ringan (APAR).

APAR, ujarnya, sangat penting untuk mencegah api kecil membesar.

"Api itu dari kecil ke besar. Enggak ujug-ujug besar. Sejak api kecil bisa ditanggulangi sendiri, bisa dipadamkan. APAR mudah didapatkan dan murah. Kalau kita menunggu petugas (pemadam kebakaran datang), rata-rata api sudah besar," kata Ferdy.

Baca: Unggul di Berbagai Survei, Dedi Mulyadi Tidak Ingin Jemawa

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved