Mengenal Gunung Cakrabuana yang Punya Peran Penting Sejarah Sunda dan Jalur Pendakiannya

Nama gunung Cakrabuana berasal dari kata “Cakra” yang artinya menjaga dan “Buana” yang artinya tanah.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
capture youtube
GUNUNG CAKRABUANA - Puncak Gunung Cakrabuana. Gunung Cakrabuana memiliki peran penting dalam peradaban dan sejarah Sunda, termasuk sebagai batas dua kerajaan dan jalur utama pasukan TNI Siliwangi pada masa perjuangan kemerdekaan. 

 Nira dari tandan enau diolah menjadi gula merah.

Jalur Pendakian Gunung Cakrabuana

Jalur pendakian Gunung Cakrabuana membelah empat kabupaten, yakni jalur Bunar Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya. Jalur Sukanyiru, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.

Jalur Cakrawati Lemah Putih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, dan melalui barat wilayah Malangbong, Kabupaten Garut. 

Dikutip Tribun Jabar.id, dari laman Wikimapia, Gunung ini memiliki sejarah penting dalam perjalanan peradaban Sunda. 

Gunung merupakan tapal batas antara Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, ini terlihat pada situs tugu batu jejer yang berada di puncak gunung ini.

Pada masa perang Kemerdekaan tempat ini adalah jalur utama Long March Divisi Siliwangi menuju Yogyakarta dan saat kembali dari Yogyakarta.

Dan di tempat inilah terjadi pertempuran antara Pasukan TNI Siliwangi melawan pemberontak DI/TII yang menewaskan banyak prajurit TNI yang baru tiba dari Yogyakarta

Karena merupakan daerah strategis yang dikuasai DI/TII maka gunung ini termasuk ke dalam sasaran operasi TNI yang bernama Pagar Betis untuk menumpas pemberontak DI/TII. 

Gunung Cakrabuana juga menjadi batas alami antara Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di sebelah utara serta DAS Citanduy di sebelah selatan lereng gunung.

Dengan kata lain, puncak beserta punggung-punggung Gunung Cakrabuana adalah batas hidrologi (drainage divide) bagi dua daerah aliran sungai yang berlawanan arah yaitu utara dan selatan.

DAS Cimanuk mengalirkan alirannya menuju pesisir utara dan bermuara di Laut Jawa sementara DAS Citanduy mengalirkan alirannya menuju pesisir selatan pulau Jawa dan bermuara di perairan samudera Hindia.

 Aliran permukaan pada lereng utara gunung Cakrabuana bergabung bersama aliran hulu Cimanuk dari arah selatan hingga bermuara pada waduk Jatigede.

Sedangkan aliran permukaan pada lereng selatan gunung Cakrabuana yang merupakan bagian dari hulu DAS Citanduy ini mengalirkan alirannya menuju lembah di daerah Sukaresik, Tasikmalaya. (*)

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved