Pakar Psikologi Forensik Soroti Dugaan Bullying di Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta: Kita Terlambat

Tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dilakukan siswa berinisial FN diduga jadi korban bullying turut menyita perhatian Pakar Psikologi Forensik

Editor: Hilda Rubiah
KOMPAS.com/Omarali Dharmakrisna Soedirman, Istimewa
LEDAKAN DI SMAN 72: Foto gerbang SMAN 72 Jakarta dan aktivitas siswa. - Tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dilakukan siswa berinisial FN diduga jadi korban bullying turut menyita perhatian Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel. 

F diduga merakit bom secara mandiri dan diledakkan untuk membalas dendam terhdap para pembullynya.

"Kaya pengin balas dendam ke korban-korbannya, kaya pengi ke pembully tapi malah ke semuanya," kata ZA.

3 Ledakan

ZA juga menjelaskan, ledakan bukan hanya sekali, tapi tiga kali di lokasi berbeda.

"Katanya dia tuh ngerakit bomnya sendiri, terus sudah di-timer-in di tiga daerah, yang pertama di musala, kedua di kantin, ketiga di tempat duduk-duduk anak-anaklah," kata ZA.

ZA sendiri merasakan langsung ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan itu.

Ada tiga kali ledakan di lokasi berbeda, berawal dari musala.

Pertama pas saya di musala itu sekali. Pas saya lari-lari mencar gitu ada yang kedua, ada yang ketiga," ujarnya.

Foto Terduga Pelaku Beredar

ZA juga mengonfirmasi bahwa foto yang beredar dengan posisi tergeletak bersimbah darah dengan senjata di dekatnya, adalah terduga pelaku.

"Itu terduga pelaku," kata ZA.

"Itu dia di sebelah belakang kantin," lanjut kata ZA menjelaskan latar lokasi foto terduga pelaku.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul “Kita Terlambat” Pakar Psikologi Sindir Lemahnya Penanganan Bullying, Tragedi SMAN 72 Cermin Buram

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved