Kesaksian Santriwati Ungkap Detik-detik Mengerikan saat Asrama Putri Ponpes Ambruk hingga Selamat

Aura Adelia, santriwati berusia 14 tahun asal Desa Bungatan, menjadi satu di antara korban yang selamat dan menyaksikan langsung peristiwa tersebut.

Editor: Hilda Rubiah
TribunTrends.com/Kompas.com/Ridho Abdullah Akbar
PESANTREN AMBRUK: Aura Adelia, santriwati (14) tahun menjadi salah satu korban yang selamat bangunan pesantren ambruk di Situbondo, Rabu (29/10/2025). - Aura Adelia ungkap kesaksian selamat dari ambruknya kamar asrama putri di ponpes Situbondo, tidur terlelap tiba-tiba bangunan ambruk, satu temannya meninggal dunia. 

TRIBUNJABAR.ID - Peristiwa bangunan asrama putri ambruk terjadi di Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Dalam tragedi tersebut belasan santriwati menjadi korban bangunan ambruk tersebut, bahkan dilaporkan bahwa satu orang meninggal dunia.

Aura Adelia, santriwati berusia 14 tahun asal Desa Bungatan, menjadi satu di antara korban yang selamat dan menyaksikan langsung detik-detik peristiwa nahas tersebut.

Sebelum musibah bangunan ambruk itu terjadi, hujan membasahi wilayah tempat mereka mengeyam ilmu tersebut di Desa Blimbing, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Asrama Putri Pesantren di Situbondo Ambruk, Satu Santriwati Meninggal Belasan Santri Lain Luka-luka

Aura tengah menikmati tidur lelap di kamarnya, tiba-tiba atapnya ambruk.

Kamar tersebut diketahui dihuni oleh 19 santriwati lainnya.

Tiba-tiba, kedamaian malam itu mendadak pecah oleh suara dahsyat reruntuhan bangunan tersebut.

"Saya saat itu tidur terlelap, tiba-tiba (bangunan) ambruk dan lalu saya keluar kamar," ujar Aura, menceritakan kembali momen mengerikan itu saat ditemui di RSUD Besuki pada Rabu (29/10/2025).

Aura menjelaskan bahwa seluruh temannya di dalam ruangan sedang dalam kondisi tertidur pulas dan tidak menyadari adanya pertanda bahwa gedung asrama akan roboh. 

Dalam kepanikan saat berhamburan keluar dari puing-puing, satu-satunya hal yang ia ingat hanyalah kondisi cuaca di luar.

"Saya tidak tahu apa-apa, cuma saat saya keluar kondisi memang gerimis," tuturnya.

Dalam kekacauan pasca-ambruk, Aura berhasil menyelamatkan diri dan duduk berkumpul bersama teman-temannya yang lain. 

Namun, tak lama kemudian, ia merasakan sakit yang luar biasa.

Kaki kanannya mendadak terasa perih dan mengeluarkan darah segar luka parah yang baru disadarinya setelah berhasil mencapai tempat aman.

"Saat tahu ada luka saya minta tolong, setelah itu digendong dibawa ke rumah sakit," kenangnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved