Oase Biru dari Limbah Plastik Karya Nurul Afriyani Mejeng Galeri Nayanika Bandung
Pameran ini merupakan puncak dari lomba melukis dengan limbah plastik yang diinisiasi oleh Galeri Nayanika.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Suasana di Galeri Nayanika, Jalan Kacapiring, Kota Bandung terasa berbeda, pada Jumat (24/10/2025) sore.
Di tengah rintik hujan, berjejer puluhan karya berwarna-warni, berkilau di bawah cahaya lampu.
Sekilas, lukisan-lukisan itu tampak seperti karya cat akrilik pada umumnya. Setelah diperhatikan lebih dekat, guratan-guratan teksturnya berasal dari bahan limbah plastik yang dilelehkan.
Pameran ini merupakan puncak dari lomba melukis dengan limbah plastik yang diinisiasi oleh Galeri Nayanika.
Lomba tersebut sudah dimulai sejak empat bulan lalu dengan total 75 peserta dari seluruh Indonesia. Setelah melalui proses kurasi, terdapat 43 karya terbaik yang dipilih untuk dipamerkan pada eksibisi kali ini.
“Oase Biru” dari Semarang
Di antara puluhan karya yang dipajang, satu lukisan berjudul “Oase Biru” mencuri perhatian banyak pengunjung.
Warna birunya menenangkan, menggambarkan kehidupan bawah laut. Lukisan karya Nurul Afriyani (24) itu pun berhasil menyabet juara harapan dalam lomba tersebut.
Nurul mengatakan, karyanya yang menampilkan kehidupan bawah laut memberikan pesan bahwa jika bisa menjaga lingkungan dari sampah plastik, maka kehidupan di laut dapat lestari.
Ide “Oase Biru” pun muncul dari keresahan Nurul terhadap kondisi laut di Semarang yang masih dipenuhi sampah plastik. Dari sana lahir gagasan untuk menjadikan plastik sebagai bahan utama dalam karya seni.
Proses pembuatan karya itu memakan waktu sekitar tiga hari. Nurul menggunakan teknik melelehkan plastik dengan alat pemanas, sebuah metode yang belum pernah dicobanya sebelumnya.
“Biasanya saya membuat kolase dari plastik. Kali ini saya mencoba teknik baru. Tantangannya adalah menjaga suhu panas agar plastik tidak rusak,” ujar Nurul.
Sebagai mahasiswa seni rupa Universitas Negeri Semarang, Nurul menganggap pengalaman ini sebagai bagian dari eksplorasi artistik sekaligus bentuk kepedulian lingkungan.
“Melalui lomba ini, saya belajar banyak tentang cara baru memanfaatkan bahan daur ulang,” katanya.
Di ruangan lain, Teguh Joko Dwiyono, seniman sekaligus juri lomba nampak serius memandang deretan karya peserta. Teguh sendiri dikenal sebagai seniman yang kerap menggunakan bahan limbah seperti plastik dan kulit telur dalam karyanya.
“Melalui lomba ini kami mengajak mereka menjadi duta lingkungan di daerah masing-masing agar bisa menyampaikan pentingnya mengolah limbah plastik,” ujar Teguh.
Menurut Teguh, sebanyak 42 karya dari berbagai daerah di Indonesia dikumpulkan dan dilombakan. Semua karya dibuat dengan bahan dasar plastik seusai temanya Art for Resilience & Sustainability.
“Dalam penilaiannya, kami melihat sejauh mana karya itu mengangkat tema lingkungan, penggunaan unsur plastik, serta tingkat kesulitan yang digunakan,” ucapnya.
Tujuan lomba ini, kata dia, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah plastik menjadi karya seni. Pesertanya pun, datang dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga lansia.
| Ingat Kasus Dokter Residen Cabul Priguna Anugerah? Kini Dituntut 11 Tahun Penjara |
|
|---|
| Kemenangan Beruntun Persib Terancam Terhenti, Bojan Hodak Khawatir Pemain Kelelahan lawan Persis |
|
|---|
| Pelatih Persib Bojan Hodak Heran Persis Solo di Zona Degradasi: Mereka Tim Bagus |
|
|---|
| Banjir Pasteur Tak Kunjung Beres: Wawali Kota Bandung Ungkap Biang Keroknya, Termasuk Bangunan Liar |
|
|---|
| Satu Out, Satu In! Frans Putros Dipastikan Absen di Laga Persib vs Persis, Thom Haye Siap Starter |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Nurul-Afriyani-24-juara-harapan-tiga-dal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.