BGN Siapkan Juknis untuk Ahli Sanitasi di Setiap SPPG Untuk Perkuat Higienitas MBG

Badan Gizi Nasional (BGN) tengah menyiapkan petunjuk teknis untuk keberadaan ahli sanitasi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Tribun Jabar / Adi Ramadhan Pratama
Wakil Kepala BGN, Brigjen Pol Sony Sanjaya saat ditemui di Gedung Moh. Toha, Komplek Pemkab Bandung, Soreang pada Selasa (21/10/2025). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Gizi Nasional (BGN) tengah menyiapkan petunjuk teknis (juknis) untuk keberadaan ahli sanitasi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat standarisasi kebersihan di seluruh fasilitas penyediaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Wakil Kepala BGN, Brigjen Pol Sony Sanjaya mengatakan bahwa penyusunan juknis itu kini sedang tahap difinalisasi dan akan segera rampung dalam waktu dekat.

Sejauh ini, kata Sony, pihaknya telah memiliki banyak prosedur operasional standar (SOP) terkait pelaksanaan program MBG, namun implementasi di lapangan masih terus diperkuat. 

"Kalau SOP sudah banyak, tinggal implementasi di lapangan. Juknis juga terus dilakukan perbaikan. Ada versioning. Jadi Juknis lakukan perbaikan lagi, ada perkembangan, lakukan perbaikan lagi," ujarnya saat ditemui di Gedung Moh. Toha, Komplek Pemkab Bandung, Soreang pada Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Mobil Terbakar Hebat di Jalan Raya Ciwidey-Patengan Bandung, Diduga gara-gara Korsleting

Menurut Sony, penyempurnaan juknis menjadi langkah penting agar setiap SPPG dapat menjalankan praktik higienitas secara optimal.

Di sisi lain, dirinya menambahkan penyusunan juknis terbaru juga merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Kesehatan. 

Yang mana hal tersebut dinilai penting dengan adanya kehadiran tenaga sanitarian di setiap SPPG.

"Kemarin bertemu dengan wakil Menteri Kesehatan, beliau menyarankan ternyata diperlukan adanya sanitarian, kemudian Juknis. Jadi insyaallah, kesempurnaan itu tidak terjadi otomatis, itu adalah berproses," katanya.

Saat ditanya mengenai tujuan dari juknis tersebut, Sony menegaskan bahwa penyempurnaan hal itu juga bertujuan untuk mencapai target "zero accident" dalam kasus keracunan makanan di program MBG.

"Iya, pasti. Zero accident itu adalah target kita semua. Kita tidak mau berbicara angka, berapapun kejadiannya kita prihatin dan itu harus kita lakukan perbaikan terus-menerus. Tapi kembali lagi, kesempurnaan itu berproses," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Arif Sumantri angkat bicara mengenai ketersediaan tenaga ahli sanitasi lingkungan di Indonesia.

Di mana dirinya menilai, saat ini tenaga sanitasi lingkungan (TSL) relatif memadai untuk mendukung kebutuhan SPPG yang tersebar di berbagai daerah.

"Jadi kalau dilihat secara keseluruhan bertahap, ahli sanitasi lingkungan atau TSL itu 70-80 persen itu mempunyai ketersediaan. Namun demikian, kami mempunyai satu komitmen bersama di dalam TSL juga bersama dengan SKM Peminatan Kesehatan Lingkungan," ujarnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved