Legok Nangka Disiapkan jadi Proyek Stasiun Pengolahan Sampah Energi Listrik Berbasis Aglomerasi
TPPAS Legok Nangka akan menjadi pusat pengolahan utama untuk Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka, bakal dijadikan Stasiun Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL) dengan konsep aglomerasi yang dapat melayani beberapa wilayah sekaligus.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, TPPAS Legok Nangka nantinya akan melayani pengolahan sampah dari wilayah Bandung Raya.
Dikatakan Ai, proyek PSEL Legok Nangka masih mengacu pada aturan lama yakni Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.
Berbeda dengan proyek PSEL lain yang mengacu pada peraturan baru, yakni Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 109 Tahun 2025, terkait penanganan sampah perkotaan melalui pengolahan sampah menjadi energi terbarukan berbasis teknologi ramah lingkungan.
"Saat ini prosesnya tinggal menunggu surat penugasan dari Menteri ESDM kepada PLN sebagai dasar BUP ini nanti melakukan jual-beli listrik. Nah, kalau misalnya PJBL ini sudah dilakukan, insyaallah tahun depan pun konstruksi sudah bisa dimulai," ujar Ai, Rabu (15/10/2025).
Ai memastikan bahwa TPPAS Legok Nangka akan menjadi pusat pengolahan utama untuk Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat.
Ai mengaku optimistis proyek ini bisa rampung sesuai target, meski sempat mengalami keterlambatan hampir sembilan bulan dari karena Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara Badan Usaha Pelaksana (BUP) Legok Nangka dan PLN yang tertahan di Kementerian ESDM.
"Kalau secara rencana, secara teknis ini semuanya sebenarnya sudah clear. Walaupun memang kita sudah delay sekitar 9 bulanan, tetapi saya masih memiliki keyakinan ini bisa dijalankan asal semua pihak support," katanya.
Sementara di wilayah lain, pada tahap awal proyek ini akan difokuskan di Kabupaten dan Kota Bogor.
"Ini aglomerasi, rencananya di (TPA) Galuga. Kemudian di Kabupaten dan Kota Bekasi karena timbulan sampahnya sudah 1.000 ton per hari atau memenuhi syarat," katanya.
Selain wilayah Bogor dan Bekasi, Pemprov Jabar juga sedang mengkaji pembangunan PSEL di TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat yang juga akan melayani sejumlah daerah sekitar.
"Untuk Sarimukti, usulannya akan melayani aglomerasi Cianjur, kemudian Subang, Purwakarta, Karawang, bahkan mungkin Sukabumi juga bisa masuk dan KBB selaku tuan rumah, seperti itu rencananya," katanya.
Rencana tersebut belum sepenuhnya final. Menurut Ai, sejumlah kendala masih perlu dibahas, terutama terkait status lahan dan keterbatasan ruang di kawasan Sarimukti.
"Oleh karena itu nanti kami akan meminta arahan dari Pak Gubernur, apabila memang Sarimukti ini akan dibangun PSEL, karena ada beberapa kendala. Yang pertama lahannya lahan Perhutani," katanya.
"Kemudian saat ini kan sudah existing dilakukan landfill di sana sehingga kalaupun ingin membangun PSEL kami harus melakukan perluasan," tambahnya.
| Dari Rp400 Miliar ke Rp3,5 Triliun: Dedi Mulyadi Revolusi Anggaran Pembangunan Infrastruktur Jabar |
|
|---|
| Kanwil Kemenkum Jabar Harmonisasikan Raperda Administrasi Kependudukan Bersama Pemprov Jabar |
|
|---|
| Kepala BPKAD Jabar Norman Nugraha Ungkap Asal Duit yang Didepositokan di Bank Daerah |
|
|---|
| Soal Dana Pemda di Bank, Pengamat Nilai Perlu Konfirmasi ke Bank, Tak Cukup Lihat Laporan BPKAD |
|
|---|
| Purbaya vs Dedi Mulyadi soal Dana Rp 4,1 T di Bank, Gubernur Bantah, Menkeu Sebut KDM Dikibuli |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/tppas-legok-nangka-ya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.