Harga Emas Diramal Sulit Turun, Emas Antam Berpotensi Tembus Rp2,6 Juta Per Gram Hingga Akhir 2025

Rizaldy menjelaskan, skenario optimistis harga emas bisa tercapai bila penurunan suku bunga global terjadi lebih cepat.

Penulis: Nappisah | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
HARGA EMAS SULIT TURUN - Pelayan toko memperlihatkan emas batangan kepada calon konsumen di Toko Emas Buana, Jalan Ahmad Yani, Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/9/2025). Harga emas dunia dan domestik diperkirakan akan sulit turun secara signifikan hingga akhir tahun 2025. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Harga emas dunia dan domestik diperkirakan akan sulit turun secara signifikan hingga akhir tahun 2025.

Tren penguatan harga didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, pelemahan dolar AS, serta tingginya permintaan emas dari bank sentral dunia.

Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Nusantara (Uninus), Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy, menilai pergerakan harga emas domestik lebih realistis berada di kisaran Rp2,3 juta hingga Rp2,45 juta per gram.

Namun, harga emas Antam berpeluang besar menguat hingga mencapai Rp2,5 juta hingga Rp2,6 juta per gram jika skenario optimistis tercapai.

"Melihat tren global, kemungkinan harga emas turun tajam hingga akhir 2025 relatif kecil."

"Pergerakannya lebih realistis stagnan di kisaran Rp2,3–2,45 juta per gram, dengan peluang menguat ke Rp2,5–2,6 juta jika skenario optimistis tercapai,” ujar Rizaldy, Minggu (5/10/2025).

Faktor Utama Penopang Harga Emas Global

Menurut Rizaldy, ada sejumlah faktor global yang menjadi penopang kuat harga emas, sehingga menjadikannya aset safe haven yang menarik:

Penurunan Suku Bunga The Fed: Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS membuat daya tarik dolar AS melemah, yang secara tradisional mendorong harga emas naik.

Permintaan Bank Sentral: Bank-bank sentral dunia terus aktif menambah cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global.

Ketidakpastian Geopolitik: Kondisi geopolitik yang belum stabil di beberapa kawasan meningkatkan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.

Rizaldy menjelaskan, skenario optimistis harga emas bisa tercapai bila penurunan suku bunga global terjadi lebih cepat.

Namun, dalam skenario moderat atau pesimistis, harga emas bisa tertahan bila tekanan dolar menguat atau inflasi global melandai lebih cepat dari perkiraan.

"Selama ekonomi global masih dibayangi ketegangan geopolitik dan arah kebijakan moneter yang belum pasti, emas tetap menjadi instrumen yang cukup aman dan rasional untuk menjaga nilai aset,” tutupnya.

Siapa Dr Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy

Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy seorang dosen dan praktisi di bidang manajemen dan keuangan, yang telah menghasilkan 14 buku.

Buku-bukunya mencakup berbagai topik penting, mulai dari manajemen keuangan, strategi bisnis, hingga crowdfunding.

Setiap karyanya tidak hanya menjadi panduan praktis, tetapi juga memberikan wawasan mendalam bagi mahasiswa, dosen, dan para profesional di bidang ekonomi. (*)

Nappisah/Tribun Jabar

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved